Jakarta – Berdasarkan hasil riset, Aktual.com mencatat sejumlah alasan mengapa PT BRI (Persero) Tbk ingin mengambil alih seluruh saham seri B Negara PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM (Persero) dalam aksi korporasi Holding Ultra Mikro. Salah satu alasannya adalah Bank BRI sebagai entitas perbankan tidak bisa melakukan bisnis gadai karena tidak diatur oleh Undang-undang tentang Perbankan.
Sementara, hanya bank syariah saja yang diperbolehkan melakukan bisnis gadai [Rahn] karena memang diatur dalam Undang-undang Perbankan Syariah. Namun sayangnya, BRI Syariah sebagai anak usaha Bank BRI itu kini telah dilebur menjadi Holding Bank Syariah Indonesia.
“Agar BRI konvensional bisa buka layanan bisnis gadai, maka mereka mengemasnya dengan cara holding dan menguasai seluruh saham seri B Negara Pegadaian. Dalam teori ilmu financing disebut akuisisi,” ujar Kepala Riset Aktual.com, Abdulloh Hilmi, Minggu (21/3) sore.
Menurutnya, tidak lazim perbankan mengakuisisi Pegadaian yang berbeda bisnisnya, kecuali Pegadaian dalam kondisi collaps atau menuju pailit.
Bahkan tidak ada jaminan setelah akuisisi atau holding, Pegadaian semakin maju. Padahal selama ini bisnis gadai yang dijalankan oleh Pegadaian sedang profitable.
“Jadi dengan cara mengemas holding sebenarnya BRI dengan paksa mengakuisisi Pegadaian. Padahal bisnis [gadai] sedang sangat profitable dengan usaha mandiri selama ini,” ujarnya.
Hasil riset juga turut menyinggung soal komposisi top manajemen di PT Pegadaian (Persero) yang saat ini diisi oleh ‘alumni’ Bank BRI. Dari ketujuh direksi PT Pegadaian, 3 (tiga) diantara pernah menduduki jabatan strategis di BRI yakni, Kuswiyoto yang pernah menjabat Direktur Corporate Banking BRI (2017-2019), kini menjadi Direktur Utama PT Pegadaian.
Kemudian, Ninis Kesuma Adriani yang kini menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Pegadaian, sebelumnya merupakan Head of Investor Relation of BRI (2014-2018).
“Terakhir, Gunawan Sulistyo sebelumnya menjabat Executive Vice President (EVP) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk – Kepala Divisi Pengadaan Barang dan Jasa (2016 – 2017). Sekarang menjadi Direktur Umum PT Pegadaian,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nurman Abdul Rahman