Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus benar-benar berpikir ekstra guna mengatasi persoalan tersebut dan menahan laju depresiasi nilai tukar rupiah.

Sebagaimana diwartakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, melemah ke posisi Rp14.683 per dolar AS terimbas sentimen negatif isu perang dagang.

Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah cenderung terpengaruh sentimen yang berasal dari eksternal, terutama isu perang dagang yang kembali muncul.

Ia menambahkan sentimen mengenai kenaikan suku bunga the Fed juga masih menjadi perhatian investor. Pelaku pasar memproyeksikan ada kenaikan suku bunga pada September mendatang.

Sedangkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa komitmen BI sangat kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi khususnya terkait dengan kondisi nilai tukar rupiah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara