“Apalagi gampang membidahkan sesuatu dengan cara yang kurang bijak. Sikap santri justru harus mampu memadukan tradisi dan modernitas yang sejalan dengan nilai universal,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Hidayat Nur Wahid juga mengingatkan pemerintah untuk bijak dalam mengelola konflik, bahkan menghindari konflik dengan umat Islam.
“Menuduh umat Islam sebagai kelompok radikal adalah sikap ahistoris dan kontraproduktif. Kontribusi umat Islam bagi negara-bangsa Indonesia sangat nyata. Bukan fiktif atau ilusi. Bahkan, jika kita jujur mencermati sejarah, ditemui fakta sekitar 70 kerajaan di Indonesia yang secara ikhlas meleburkan diri ke dalam negara Indonesia yang pada saat kemerdekaan 1945 masa depannya belum pasti,” katanya.
Musyawarah besar (Mubes) perdana tersebut dihadiri Pimpinan Pondok Modern Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal, Ketua Umum PP IKPM Ismail Budi Prasetyo, Ketua Forum Pesantren Alumni (FPA) KH. Zulkifli Muhadli dan Gusti Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA H. Arief Natadiningrat SE. Pengurus Pusat FORBIS dan Ketua-Ketua FORBIS Daerah beserta beberapa anggota juga hadir sebagai peserta.
Artikel ini ditulis oleh: