JAB, kata dia, memposisikan diri untuk melawan kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh kubu Prabowo-Sandi. Terlebih, kebohongan-kebohongan yang dilakukan Prabowo-Sandi tercatat dalam dokumen yang dimilikinya. “Kami tegas melawan itu,” kata dia.
JAB, lanjut Ikravani Hilman yang merupakan mantan aktivis 98 dari UI ini, kebohongan-kebohongan yang dilakukan kubu Prabowo-Sandi ini banyak dalam segala hal. Misal soal kasus Ratna Sarumpaet, kemudian soal data 25 juta pemilih ganda, tuduhan kepada Jokowi PKI, Jokowi mengkriminalisasi ulama dan anti islam.
“Itulah kebohongan-kebohongan yang dilakukan Prabowo-Sandi. Data itu bukan sebenarnya. Itu bukan kebohongan yang tak sengaja, misal lagi soal di UI profesor cuma 1 tapi sebenarnya ada 5. Itu bukan tanpa didisain, tapi memang didisain,” kata dia melanjutkan.
Itu semua, kata dia, dilakukan bukan tanpa tujuan. Tujuan mereka yakni untuk meraup kemenangan di 2019. “Ini memang bukan urusan penting, tetapi yang paling penting adalah, ini dilakukan menuju Pilpres 2019, dari kebohongan kecil hingga kebohongan besarnya. Apa kebohongan besarnya? Kebobongan besarnya adalah ketika Prabowo dan gerombolannya sebagai menunjukan diri sebagai juru selamat. Sebagai orang diplomatis, sebagai orang yang berpihak pada rakyat kecil, sebagai orang dan kelompok berpihak kepada kedualutan. Bagi kami itu adalah sebuah kebohongan,” ujar dia.