Dia menegaskan, pemerintah tak bisa memukul rata skema pengelolaan holding BUMN. Setiap perusahaan pelat merah memiliki strategi bisnis yang berbeda.

Seperti yang terjadi di holdinga BUMN tambang. PT Inalum (Persero) tak layak menjadi induk (holding) BUMN tambang. Pasalnya, membawahi tiga BUMN tambang yang berada di sektor hulu.
Tiga BUMN itu adalah, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
“Jelas strategi bisnis mereka berbeda. Dan sekarang mereka (Inalum) disuruh jadi bos untuk orang-orang yang main di hulu. Jadi nggak nyambung. Bisa jadi di rapat akan ada perbedaan pendapat. Karena Inalum tak akan paham sektor hulu,” kecam dia.
Maka dari itu, Bhima sangat tak yakin kebijakan holding BUMN ini akan mengubah kinerja perseroan yang akan lebih baik. Justru yang akan terjadi, perusahaan holding yang kinerjanya tak sehat itu akan menularkan “penyakit”-nya ke BUMN yang sehat itu.

Artikel ini ditulis oleh: