Ketika ditanya tentang pernyataan HRW, juru bicara Presiden Tayyip Erdogan mengatakan tentara Turki ada di sana untuk melindungi orang-orang itu dan Ankara telah memiliki “kebijakan pintu terbuka” sejak awal perang sipil Suriah pada tahun 2011.

“Kami pasti akan meninjaunya. Sangat tidak mungkin tentara kami akan menembak orang, “kata Ibrahim Kalin kepada wartawan di Istanbul, “Kami tidak pernah bertanya kepada siapapun apakah mereka orang Kurdi atau Arab atau Muslim atau Kristen, dari daerah ini atau daerah itu. Saya tidak tahu apakah ini insiden yang terisolasi atau tidak.” HRW mengutip data PBB yang mengatakan bahwa 247.000 orang Suriah mengungsi ke daerah perbatasan antara 15 Desember dan 15 Januari 2018.

“Karena pertempuran di Idlib dan Afrin membuat ribuan orang yang lain mengungsi, jumlah warga Suriah, yang terjebak di sepanjang perbatasan dan bersedia untuk mengambil risiko guna mencapai Turki sepertinya akan meningkat,” kata Fakih.

Tiga belas dari 16 pengungsi Suriah yang berbicara dengwn HRW menuduh penjaga perbatasan Turki telah menembak ke arah mereka atau pencari suaka lain saat mereka mencoba untuk menyeberang saat masih di Suriah, menewaskan 10 orang, termasuk satu anak, dan melukai beberapa lagi.

Turki telah menerima lebih banyak pengungsi Suriah daripada negara yang lain, memberikan banyak status perlindungan sementara dan memberi mereka layanan dasar, termasuk perawatan medis dan pendidikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara