Pernyataan PSPK soal Prabowo kadaluarsa ikut Pilpres 2019 bentuk kekhawatiran Jokowi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Prabowo menyindir pemerintah yang telah menimbun banyak utang dalam beberapa tahun belakangan ini. Menurutnya, utang Indonesia yang terlampau banyak berdampak pada kesanggupan pemerintah dalam memperbaharui alutsista TNI.

Sindiran tersebut sekaligus menanggapi permintaan FPI yang gemas dan meminta pemerintah untuk mempersenjatai pihaknya jika memang tidak berniat memberangkatkan kontingen militer Indonesia ke Rakhine, Myanmar.

“Bagaimana mau kirim senjata, kita saja nggak punya senjata, kita itu miskin, utang banyak,” sindirnya ketika berorasi dalam Aksi Bela Rohingya 169 di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (16/9).

Di pemberitaan sebelumnya, Ketua FPI Muhammad Sobri Lubis memang menyatakan keinginannya untuk berangkat ke Rakhine, Myanmar. Selain meminta persenjataan kepada pemerintah, Sobri juga meminta Prabowo untuk memberikan pelatihan militer kepada pihaknya.

“Memang saya mantan jenderal tetapi saya kasih tahu, menghadapi masalah Rohingya itu harus sejuk, tenang pakai kepala, pakai otak. Saya di sini mengimbau jangan cepet bicara senjata,” tandasnya.

Menurut Prabowo, kekuatan militer Indonesia saat ini memang belum dapat dikatakan sebagai yang terkuat, bahkan dalam ruang lingkup Asia Tenggara. Ia beranggapan jika utang yang terlampau besar menjadi penghalang utama bagi pemerintah untuk memperkuat aspek militer Indonesia.

Oleh karenanya, ia pun meminta agar FPI bersabar dan memahami kondisi ini.

“Kawan saya di FPI saya ingatkan, kita harus sejuk dan tenang. Sebelum kita bergerak, kita harus memperkuat diri dulu agar bisa didengar,” kata dia.

Menurutnya, saat ini Indonesia memang tidak dapat berbuat banyak lantaran tidak memiliki nilai tawar yang bagus karena kekuatan militer yang sangat minim. Jika kekuatan militer Indonesia memang sudah kuat, lanjutnya, pihak Myanmar juga akan berpikir dua kali dengan peringatan Indonesia.

“Saya imbau, memang benar dan boleh kalau kita semangat, tetapi kita juga harus koreksi diri. Jangan banyak teriak, kalau kita disegani, batuk-batuk saja orang lain sudah segan,” tutup.

Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan