Citatah, Aktual.com – Sebanyak 83 peserta dari kalangan guru dan mahasiswa, Sabtu (7/11), mengikuti kegiatan ‘geotrek’ ke kawasan karst Citatah Gua Pawon, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang diselenggarakan Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) PALAWA Universitas Padjadjaran.

“Saya ingin mengetahui kawasan karst Citatah khususnya Gua Pawon,” kata seorang mahasiswa jurusan Farmasi Universitas Islam Bandung (Unisba) angkatan 2014, Ita, di Citatah, Sabtu.

Ia mengaku semula hanya mengetahui atau mendengar adanya Gua Pawon, tapi tidak tahu kalau di lokasi itu terdapat manusia purba.

Peneliti Cekungan Bandung yang juga Ketua Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar menyatakan kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, dapat dijadikan laboratorium alam untuk berbagai disiplin ilmu.

“Karst Citatah bisa dijadikan laboratorium alam untuk berbagai disiplin ilmu seperti geologi, geografi, arkeologi, dan speleologi,” katanya dalam acara Seminar dan Jelajah Karst ‘Ayo (Kembali) Mengenal Karst Kita’ yang diselenggarakan Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) PALAWA Universitas Padjadjaran, di Bandung, Sabtu.

Dikatakannya, karst Citatah kaya akan bentukan alam, dan terlebih lagi lokasinya yang relatif dekat ke Bandung dengan jarak antara 20-25 kilometer.

Ia menambahkan, jika karst Citatah dijadikan laboratorium alam, maka itu bisa dikatakan lokasi yang pertama kalinya di Jawa Barat.

Terlebih lagi, Kota Bandung sebagai pusat pendidikan sangat berkepentingan dengan adanya kampus lapangan untuk membina pengalaman langsung para siswa dan mahasiswa, tambahnya.

Untuk arkeologi di kawasan karst Citatah bisa belajar mengenai manusia purba mengingat di Gua Pawon ditemukan tengkorak manusia purba yang berusia antara 6.000 sampai 9.000 tahun lalu.

“Manusia purba berindentitas perempuan itu, terkenal dengan Homo Sapien,” katanya.

Posisi tengkorak manusia purba itu dalam keadaan meringkuk yang terawetkan dengan abu dari letusan Gunung Sunda (cikal bakal Gunung Tangkuban Parahu). Tengkorak aslinya sudah diamankan di Balai Arkeologi, katanya.

Di kedalaman satu meter dari penemuan tengkorak manusia purba itu, juga terdapat arang. “Ini membuktikan manusia purba itu sudah memasak dan memakan daging binatang yang tulangnya digunakan sebagai senjata,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: