Kemudian ia pun berkata kepadanya: ” apabila ada seseorang yang berbuat baik kepadamu, maka apa akan kamu lakukan untuknya? Lalu ia berkata: maka sayapun akan membalas kebaikannya, sebagaimana ia telah berbuat baik kepadaku. Lalu ia bertanya lagi: ” lantas bagaimana dengan orang yang berbuat buruk kepadamu? Ia menjawab: ” maka aku akan membalas keburukannya dengan keburukan pula”.
Kemudian ia pun mengabaikannya dan memanggil saudaranya, maka dia menjawab seperti apa yang telah dikatakan oleh saudaranya. Kemudian sang ayahpun memanggil saudaranya lagi, ternyata masih dengan jawaban yang sama, hingga akhirnya datanglah anaknya yang paling kecil –semoga Allah Swt meridhai mereka- lalu sang ayahpun bertanya kepadanya: ” apa yang akan kamu lakukan kepada orang yang telah berbuat baik kepadamu? Ia menjawab: saya akan membalas kebaikannya”.
Sang ayah berkata lagi: ” lalu bagaimana dengan orang yang berbuat buruk kepadamu? Ia menjawab: saya akan membalasnya dengan kebaikan. Sang ayah lalu berkata kepadanya: “bagaimana kamu membalas keburukannya dengan kebaikanmu? Lalu sang anak menjawab: ” ya, biarlah ia dalam keburukan, dan saya aku dalam kebaikan, hingga kebaikanku mampu untuk mengalahkan keburukannya.
Ketika itulah ia memberikan anaknya kepada mereka dan mendoakan kebaikan untuknya dan mereka. Maka dalam hal itulah Allah Swt memberikan faidah kemanfaatan yang di luar kebiasaan, dimana Allah Swt dengan orang mulia (orang shaleh) tersebut Allah Swt mengkaruniakan kemaslahatan untuk negri dan para rakyatnya.
Pada dasarnya, pokok dari pada hal ini adalah cinta kepada baginda Nabi Muhammad Saw, dengan rasa cinta ini maka Allah Swt mengkaruniakan kemaslahatan oleh sebab orang shaleh ini – semoga Allah Swt meridhainya- senantiasa berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat buruk kepadanya, sehingga kebaikannya itu mampu mengalahkan keburukan mereka.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid