Sehubungan dengan hal itu, guna menjaga momentum pemulihan dimaksud, Bank Indonesia mendukung tetap digunakannya kerangka kerja sama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global dewasa ini. Bank Indonesia memandang bahwa kerja sama multilateral mendorong berbagai sumber pertumbuhan sehingga ekspansi perekonomian dunia dapat berjalan lebih berkesinambungan.
“Dalam kaitan ini, sistem perdagangan yang terbuka menjadi sumber pertumbuhan yang sangat penting bagi negara-negara kawasan Asia, termasuk Indonesia. Namun, Bank Indonesia juga memandang pentingnya upaya memastikan agar manfaat dari proses integrasi keuangan dan perdagangan global tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak segmen masyarakat,” ujarnya.
Agus menambahkan, guna menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif, Bank Indonesia mendukung rekomendasi IMF dan G20 tentang perlunya penerapan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju dan emerging. Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk Bank Indonesia.
Khusus dalam rangka memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, Bank Indonesia kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal. Terkait JPKI, Bank Indonesia mengapresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan














