Pasar Indonesia masih dibanjiri barang China. (ilustrasi/aktual.com)

Jakata, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju impor di bulan Augustus 2017 mencapai US$ 13,49 miliar memang turun 2,88 persen dibanding Juli 2017. Namun demikian, jika dibanding Agustus 2016 meningkat 8,89 persen (year on year).

“Secara year on year, impor masih mengalami peningkatan. Untuk impor nonmigas secara yoy naik 8,85 persen. Sekalipun dibanding bulan sebelumnya turun 4,8 peresen atau mencapai US$11,53 miliar,” ujar Suhariyanto, di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/9).

Barang-barang dari China, kata dia, masih membanjiri pasar Indonesia. Selama Januari-Agustus 2017, negara pemasok barang impor nonmigas urutan pertama ditempati China dengan nilai US$21,88 miliar atau 25,94 persen.  Selanjutnya, dari Jepang US$9,69 miliar (11,49 persen), dan Thailand US$6,13 miliar (7,27 persen).

“Impor nonmigas dari ASEAN sendri 20,54 persen, sementara dari Uni Eropa 9,41 persen. Semuanya kalah dari impor Tiongkok (China),” ujar dia.

Untuk impor migas Agustus 2017 mencapai US$1,96 miliar atau naik 10,16 persen dibanding Juli 2017. “Juga dibanding Agustus 2016 mengalami peningkatan 9,11 persen,” ucap dia.

Untuk peningkatan impor nonmigas, kata dia, yang terbesar di Agustus dibanding Juli adalah golongan buah-buahan yang mencapai US$ 63,6 juta (277,73 persen). Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan perhiasan dan permata US$184,1 juta (71,77 persen).

Untuk nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Agustus 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama dari tahun sebelumnya.

“Barang konsumsi mencapai 11,76 persen kenaikannya, kemudian bahan baku naik 15,43 persen, dan barang modal 9,09 persen,” ujar dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan