BBM (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Pro dan kontra selalu terjadi saat pemerintah menetapkan harga BBM menunjukkan masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerinta. Khususnya terkait dengan transparansi.

“Ini menunjukkan transparansi dari pemerintah masih rendah,” ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, dalam diskusi energi, di Jakarta, Minggu (11/10).

Enny melihat masyarakat tidak ingin mengetahui penyebab naik atau turunya harga BBM dalam skema proses.

“Yang diminta masyarakat itu energi murah. Sisinya urusan pemerintah,” tegasnya.

Ketergantungan pemerintah terhadap bahan bakar fosil adalah penyebab utama tidak terciptanya kestabilan harga.
“Setiap tahun mau minyak dunia naik atau turun kita ribut terus. Artinya yang menjadi persoalan itu ketergantungan kita terhadap energi impor ini semestinya menjadi acuan utama dulu,” tegas dia.

Enny juga mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan gas untuk menggantikan BBM. Pasalnya, hingga saat ini kebijakan tersebut seperti jalan ditempat.

“Poin saya, kita punya banyak sumber energi. Kita ada gas. Nah kenapa bisnis gas yang ada tidak diperbesar. Kenapa justru BBM? Kan dari kemarin beberapa rencana untuk bangun infrastruktur gas terkendala,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: