Tangki Liquefied Natural Gas (LNG) milik PT Perta Arun Gas di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (25/6). Dengan statusnya sebagai hub yang memiliki potensi kapasitas storage LNG sebesar 12 juta ton per tahun, Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun memungkinkan Pertamina untuk mencari sumber pasokan LNG yang kompetitif dari berbagai sumber dan memasok berbagai destinasi pasar, dengan kebutuhan domestik sebagai prioritas utama. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan bahwa pada tahun depan Indonesia diperkirakan akan kelebihan pasokan gas dari produksi dalam negeri dengan jumlah yang tergolong besar mencapai 48 kargo gas alam cair (LNG).

“Suplai gas kita diperkirakan pada 2020 akan impor. Tapi tahun depan kita justru kelebihan LNG. Ada sisa 48 kargo gas kontrak yang belum ada komitmen pembeli,” kata Wirat di Jakarta, Selasa (8/12).

Bahkan, lanjut Wirat, kelebihan pasokan gas ini akan semakin besar lagi, ketika kilang LNG atau Train III Tangguh, di Papua mulai berproduksi pada 2018-2019.

Domestic Market Obligation (DMO) 80% komitmen pembeli belum ada, ini dari rata-rata produksi LNG sebanyak 16 kargo. Pertamina baru komitmen membeli 4 kargo, ada sisa 12 kargo,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka