Jakarta, Aktual.co — Indonesia diharapkan bisa berpartisipasi dalam proyek infrastruktur dan pelayanan umum senilai 35 miliar dollar AS di Irak, dengan melakukan joint venture dengan perusahaan asing atau perusahaan lokal Irak.
Demikian harapan yang disampaikan para diplomat Indonesia di Kedutaan Besar RI di Baghdad kepada Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar. Satrio melaporkan langsung dari Baghdad, ibukota Irak, Kamis (26/2).
Perusahaan minyak Indonesia, Pertamina, sebenarnya diharapkan bisa mengikuti tender di Irak secara terbuka dan kompetitif, dan disarankan dapat bergabung (joint venture) dengan perusahaan dari negara lain, seperti China, India, dan Korea Selatan. Juga, bisa bergabung dengan perusahaan lokal Irak.
Selain sektor infrastruktur, sektor penting di Irak yang kaya minyak ini adalah energi migas. “Pemerintah Irak sebenarnya lebih mengharapkan agar potensi energi dan devisa petrodollar melimpah yang dimilikinya ini dimanfaatkan oleh negara-negara dari dunia Islam, termasuk Indonesia, daripada perusahaan Eropa atau Amerika,” jelas seorang diplomat.
Pada 2010, produksi minyak mentah Irak telah meningkat menjadi 5 juta barrel/hari. Irak diperkirakan memiliki cadangan minyak yang sangat besar, dan hanya kalah dari Arab Saudi.
Artikel ini ditulis oleh:

















