Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Indonesia dan Rusia telah menandatangani lima nota kesepahaman (MoU) di beberapa bidang, salah satunya pemberantasan penangkapan ikan ilegal.
Menurut pantauan di Sochi, Rabu (18/5) malam, Presiden RI Joko Widodo beserta Presiden Vladimir Putin telah menyaksikan penandatanganan oleh para menteri asal Indonesia dan Rusia.
Nota kesepahaman lainnya, yaitu kesepakatan dalam kerja sama pertahanan, program kerja sama bidang kebudayaan, dan kesepakatan kerja di bidang pengarsipan.
Sejumlah menteri asal Indonesia yang melakukan penandatanganan, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Kepala Badan Arsip Nasional Mustari Irawan.
Pejabat negara yang hadir dalam penandatanganan tersebut, yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Kepala Staf Presiden RI Teten Masduki.
Bertemu Putin Sebelum menyaksikan penandatanganan MoU tersebut, Presiden Jokowi dan Putin telah melakukan pertemuan bilateral membahas isu ekonomi serta peningkatan hubungan politik serta pertahanan.
Dalam penyataan pers bersama, Presiden RI Jokowi menjelaskan kedua negara juga sepakat mendorong investasi Rusia di Indonesia, baik di sektor maritim, infrastruktur, migas, energi, maupun listrik.
Presiden juga menjelaskan pentingnya alih teknologi dalam kerja sama pertahanan selain pembelian alutsista.
“Saya dan Putin sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan. Tadi juga kami bahas kerja sama di bidang alih teknologi, bidang produksi bersama, dan pendidikan serta pelatihan,” kata Jokowi.
Indonesia telah meminta Rusia untuk meringankan hambatan ekspor minyak sawit Indonesia ke negeri Beruang Merah itu.
“Kita berkeyakinan bahwa peluang kerja sama dua negara terbuka lebar dan kita sepakat kerja sama kurangi hambatan tarif dan nontarif untuk kelapa sawit,” jelas Jokowi.
Sementara itu, Presiden Putin menjelaskan bahwa negaranya tertarik melakukan perluasan kerja sama di bidang energi.
“Ada proyek serius dan berskala besar, antara lain, ada rencana membangun industri perminyakan di Bali dengan investasi USD13 miliar. Pembangunan listrik dengan dukungan perusahaan internal dengan besarnya 1,8 gigawatt dan investasi USD2,8 miliar,” jelas Putin.
Pada pertemuan bilateral itu, Putin menyampaikan negaranya siap mendukung program pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti jalur kereta api dan pelabuhan.
Pemerintah Rusia menyatakan keinginannya mengembangkan usaha di pertambangan nikel serta pengadaan beragam jenis kapal, baik kapal selam kelas kilo maupun kapal katamaran.
Presiden Jokowi dan Presiden Putin telah melakukan pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatanganan MoU antarpemerintah di rumah kediaman Presiden Federasi Rusia Bocharoc Rucey di Sochi selama sekitar 2 jam.
Jokowi akan berada di Sochi untuk menghadiri KTT ASEAN-Rusia pada tanggal 19 sampai dengan 20 Mei 2016.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka