.

Selain Proto Melayu dan Deutro Melayu, nenek moyang bangsa Indonesia juga berasal dari ras Melanesoid, Negrito, dan Weddid. Namun, teori Out of Taiwan memiliki kelemahan karena keberagaman penyebaran bangsa Austronesia di Indonesia masih terlalu luas dan belum menemukan titik temu yang pasti. Dari berbagai penelitian, setidaknya ada empat teori utama mengenai asal-usul nenek moyang Nusantara: Teori Yunnan, Teori Out of Taiwan, Teori Nusantara, dan Teori Out of Africa.

Jika mengacu pada Teori Out of Africa, nenek moyang bangsa Indonesia bermigrasi dari Afrika pada sekitar 72.000 SM. Homo sapiens atau manusia modern melakukan perjalanan ke selatan dari Afrika menuju Semenanjung Arab dan India. Keturunan gelombang pertama Homo sapiens yang tiba di wilayah yang sekarang disebut Indonesia diyakini menetap pada sekitar 50.000 SM. Penulis Teori Out of Africa adalah James Watson. Namun, teori ini diragukan setelah ditemukan fosil Homo Erectus di Situs Trinil, Ngawi, Jawa Timur, yang berusia jauh lebih tua, sekitar 1 juta tahun SM. Penemuan ini dilakukan oleh arkeolog Belanda, Eugène Dubois.

Sejarah selalu berkembang seiring waktu dan penelitian baru dapat membantah atau melengkapi teori-teori sebelumnya. Hukum alam selalu bergerak dan berputar sesuai dengan keharmonisan semesta. Nenek moyang kita telah membangun kerajaan-kerajaan besar di Nusantara yang menguasai Asia Tenggara hingga kedatangan bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris yang awalnya datang untuk berdagang dan mencari rempah-rempah. Hindia Belanda, yang kini bernama Indonesia, adalah negara kesatuan berbentuk republik (vide Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945). Sebagai bangsa yang beradab dan menjunjung tinggi demokrasi, kita harus menjaga ke-Indonesiaan dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai asli bangsa.

Cintailah negeri ini! Jangan bertanya apa yang bisa diberikan negara kepadamu, tetapi bertanyalah pada diri sendiri, apa yang bisa kamu persembahkan bagi bangsa dan negaramu, sekecil apa pun kontribusimu.

Oleh: Agus Widjajanto
Penulis, pemerhati masalah sosial, budaya, hukum, politik, dan sejarah bangsa.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano