Meningkatnya intensitas pelayaran di ALKI-II akan pula membawa dampak pada meningkatnya intensitas pelayaran silang antara Asia-Australia serta Samudera Hindia-Samudera Pasifik.

“Pada posisi seperti itulah peran kawasan-kawasan di wilayah Pulau Jawa Bagian Selatan menjadi sangat penting terutama dalam hal penyediaan jasa pelabuhan, energi, perikanan, dan pariwisata,” imbuhnya.

Ketiga, fenomena kemiskinan di kawasan Yogyakarta bagian selatan. Menurut BPS, jumlah penduduk miskin di DIY per Maret 2017 sekitar 488 ribu jiwa atau 13.02%, masih cukup tinggi dibanding persentase penduduk miskin nasional yang sebesar 10.96%. Bila melihat distribusinya, maka jumlah warga miskin di perdesaan (16.11%) lebih besar daripada jumlah warga miskin di perkotaan (11.72%).

Kondisi yang menurutnya memprihatinkan ini menunjukkan bahwa warga miskin di perdesaan masih terjerat sebagian besar pada persoalan penyediaan pangan berupa pengeluaran untuk pembelian beras sebesar 33.08%, sementara di perkotaan hanya berkisar 27.31%.

Termasuk soal kesenjangan antara warga kaya dan warga miskin di DIY yang juga cukup tinggi, angka Rasio Gini sebesar 0.432 atau tertinggi se Indonesia. Lalu, kesenjangan di perkotaan lebih tinggi (0.435) dibanding kesenjangan di perdesaan (0.340), sementara indeks kedalaman kemiskinan di perdesaan (2.29) juga lebih tinggi daripada di perkotaan (2.15).

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Wisnu