Jakarta, Aktual.com – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  Pastor Romo Antonius Benny Susetyo mengapresiasi  rencana Presiden Joko Widodo yang akan membangun terowongan bawah tanah menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

“Nah dengan terowongan itu filosofi Pancasila, karena sebagai dasar dan pondasi bisa mempersatukan mempertemukan ragam kultural bangsa”,  kata Romo Benny dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/3).

Ia mengatakan keberadaan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal sejak dibangun tidak pernah ada persoalan. Hal tersebut menunjukan simbol keberagaman yang harus dijaga oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Istqlal dan Katedral tidak hanya menjadi simbol peradaban (simbol Kebhinekaan) tetapi mebawa kita semua, bahwa hebatnya bapak para pendiri bangsa kita, membawa intuisi bagaiamana merajut indoensia,”  tegasnya.

Dengan kerukunan yang dipupuk, maka dirinya optimistis akan memperkuat struktur ekonomi bangsa, kondusifitas maupun kesejahteraan bangsa Indonesia seperti yang dicita-citakan nenek moyang kita.

“Kita punya modal, bahawa kerukunan kalau sudah dipupuk akan memperkuat struktur ekonomi, ekonomi itu kan bukan hanya sarana, barang dan jasa, tetapi hanya iklim yang saling membantu”, terangnya.

Menyinggung pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani tentang “Non Muslim yang diperbolehkan masuk ke dalam Masijid Istiqlal” Romo Benny mengapresiasi karena pada saat didirikan oleh pendiri bangsa, Masjid Istiqlal yaitu simbol dari kemerdekaan yang menyatu dengan Gereja Katedral yang menunjukan simbol Kebhinekaan.

“Nah masjid Istiqlal kan dulu dibangun bekas benteng yang disebut  “citadel “ dibangun sebagai simbol kemerdekaan, yang menyatu dengan Gereja Katedral,”  ucapnya.

Ia menekankan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia, harus mempu merawat dengan kekuatan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

“Dan memang waktu itu luar biasa, kerjasama lintas iman dalam merawat Kebhinekaan,”  terangnya.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i