Jakarta, Aktual.com — Tak terasa sekarang, kita mendekati sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadan. Sepuluh hari terakhir pada bulan puasa begitu istimewa.

Hadirnya Malam Lailatul Qodar yakni malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Di malam tersebut terjadi fenomena istimewa yang tak bisa dilihat secara kasat mata.

Namun bisa dirasakan kehadirannya, yaitu kedatangan para Malaikat yang jumlahnya sangat banyak, berbondong-bondong turun ke Bumi dengan memenuhi dua pertiga alam semesta, hingga langit terasa begitu penuh dengan kehadirannya.

Berdasarkan Hadis Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan, bahwa “Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yang turun pada saat itu ke Bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil”

Selain itu, juga tertulis di dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4: Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ada amalan-amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW. Yang sangat spesial, amalan tersebut tidak dilakukannya di hari-hari yang lain.

Sebagai umat Islam, sepatutnya, kita meneladani Nabi Muhammad SAW. Berikut Aktual.com hadirkan kepada Anda amalan-amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW di sepuluh hari terakhir Ramadan.

1. Itikaf di Masjid
Aisyah RA mengatakan, bahwa “Nabi SAW melakukan itikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang melakukan itikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim).

Tujuan Rasulullah SAW melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir yaitu, untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan pikiran, mengasingkan diri demi bermunajat ke hadirat Allah SWT, berzikir dan berdoa kepada-Nya.

2. Mandi Antara Maghrib dan Isya

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, dia menyebutkan, bahwa “Di bulan Ramadan, Rasulullah SAW biasanya tidur dan bangun malam. Namun jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya.”

3. Menghidupkan Malam
Menghidupkan malam yang dimaksud disini yaitu, mengandung kemungkinan bahwa Rasulullah SAW menghidupkan seluruh malamnya atau kemungkinan pula beliau menghidupkan sebagian besar darinya.

Aisyah RA menerangkan, “Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi Muhammad SAW) melakukan ibadah di malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadan.” (HR. Muslim).

4. Membangunkan Keluarganya
Amalan ini menjelaskan, bahwa Rasulullah SAW membangunkan keluarganya untuk mengerjakan salat sunah pada malam-malam sepuluh hari yang terakhir. Padahal, hal demikian tidak beliau lakukan di malam-malam yang lain.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: ia menyatakan, bahwa “Rasulullah SAW membangunkan keluarganya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Turmudzi)

5. ‘Mengencangkan Ikat Pinggang’
Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli istri-istrinya. Diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sampai selesainya bulan Ramadan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas diterangkan, bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli istrinya.

Artikel ini ditulis oleh: