Pemerintah akan menjual saham Blok Mahakan sebanyak 39 persen kepada Total E&P Indonesia (TEPI) setelah mengalami terminasi pada 2018 mendatang. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Hingar-bingar penyambutan alih kelola blok Mahakam dari Total E&P Indonesie kepada PT Pertamina (Persero) menyimpan keprihatinan. Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) melihat, di balik semua itu ternyata ada pengingkaran semangat nasional untuk mendapat porsi saham sebesar mungkin.

Direktur CERI, Yusri Usman menjelaskan; pada awalnya Pertamina menginginkan 100 persen aset tersebut. Namun kemudian setelah pemerintah menetapkan share down 30 persen, malah Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik meminta agar share down diperbesar menjadi 39 persen.

“Elia Masa Manik dengan mekanisme B to B meminta pemerintah merevisi keputusan share down saham Pertamina dari 30 persen akhirnya menjadi 39 persen. Itulah Pertamina zaman now,” kata dia secara tertulis, Selasa (2/1).

Dengan diperbesar persentasi share down menjadi 39 persen, nantinya Pertamina hanya menguasai 51 persen di samping partisipasi interest pemerintah Daerah sebesar 10 persen. Artinya tarik-menarik besaran share down ini erat kaitanya dengan lobi-lobi dan besaran nilai jual saham.

“Berdasarkan valuasi aset yang dibuat oleh SKK Migas, nilai saham 39 persen yang harus disetorkan kepada Pertamina sekitar Rp49 triliun. Tentu kebijakan Pertamina zaman now ini pantaslah dicurigai oleh publik bahwa ada anunya untuk si nganu dan kawan-kawannya untuk 2019,” ujar Yusri.

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta