Jakarta, Aktual.com — Berkunjung ke kota suci Mekah dan melakukan ibadah Haji atau Umrah, adalah impian bagi setiap umat Islam. Di kota suci tersebut kita akan melihat Kabah (yang disebut sebagai rumah Allah SWT) sekaligus kiblat umat Muslim dalam menunaikan salat lima waktu.
Namun, apakah arti Kabah sebenarnya? Kata Kabah sebenarnya diambil dari kata Ka’bu yang artinya mata kaki atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Atau Ka’bain yang berarti dua mata kaki, mata Bumi, sumbu Bumi atau kutub putaran utara Bumi. Itulah yang menjadi ritual Ibadah Haji yang dilakukan umat Muslim setiap tahunnya.
Misteri Kabah, sama seperti rahasia Allah SWT, dimana kuasa Allah SWT-lah yang paling Maha Kuasa untuk Alam Semesta ini. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Kabah menjadi titik atau pusat dari Bumi.
Salah satu di antaranya yaitu, Profesor Hussain Kamel, Kepala Bagian Ilmu Ukur Bumi di Universtas Riyadh, Arab Saudi. Ia mengatakan demikian, ketika ia mengamati dengan seksama (cermat) posisi ke tujuh Benua terhadap Mekah dan jarak masing-masingnya.
Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Dari sanalah Prof.Kamel menarik kesimpulan bahwa sebenarnya Mekah yakni, pusat dari Bumi. Terkait dengan hal tersebut, dari beberapa Hadis dan ayat suci Al Quran yang menyebutkan bahwa Mekah merupakan pusat Bumi, seperti tercantum dalam surat As-syura (7).
“Mekah disebut dalam Al Quran dengan istilah “Ummul Quro” (ibu atau induk dari kota-kota)? Lantas, mengapa juga Allah SWT menyebut daerah lain selain Mekah dengan kalimat “ma haulahaa” (negeri-negeri sekelilingnya)?
Allah SWT berfirman dalam Al Quran, “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.”
Kemudian, ada sebuah Hadis yang menyebutkan bahwa Masjidil Haram di Mekah, tempat Kabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh Bumi. Adapun beberapa informasi terkait Kabah yang belum kita ketahui sebelum ini, di antaranya :
Pertama, Mekah adalah wilayah yang memiliki gravitasi paling stabil
Kedua, tekanan gravitasi yang tinggi, menyebabkan pusat kebisingan yang tak bisa terdengar oleh telinga.
Ketiga, berkaitan dengan tekanan gravitasi yang tinggi membuat tubuh kebal terhadap serangan penyakit.
Keempat, doa termakbul. Gravitasi tinggi = elektron ion negatif yang berkumpul di situ tinggi = doa akan termakbul karena di situ adalah tempat gema atau ruang dalam waktu bersamaan.
Kelima, apa yang diniatkan di hati adalah gema yang tidak bisa didengar tapi bisa terdeteksi frekuensinya. Pengaruh elektron menyebabkan kekuatan internal kembali tinggi, penuh semangat untuk melakukan ibadah, tidak ada sifat putus asa, mau terus hidup, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Keenam, posisi Kabah tidak terdeteksi oleh gelombang radio.
Ketujuh, teknologi satelit pun tidak bisa meneropong apa yang ada di dalam Kabah
Kedelapan, Masjidil Haram berada di tempat tinggi, sebab itulah salat di sana terasa dingin
kesembilan, Kabah bukan sekadar bangunan hitam empat persegi tetapi satu tempat yang ajaib karena disitu pemusatan energi, gravitasi, zona magnetisme nol dan tempat yang paling dirahmati Allah SWT.
Kesepuluh, tidur dengan posisi menghadap Kabah secara otomatis otak tengah akan terangsang sangat aktif sampai tulang belakang dan menghasilkan sel darah.
Kesebelas, pergerakan mengelilingi Kabah arah lawan jam memberikan energi hidup alami dari alam semesta. Semua yang ada di alam ini bergerak menurut lawan jam, Allah SWT telah tentukan hukumnya seperti itu.
Keduabelas, mengelilingi Kabah ke arah lawan jarum jam dapat memperlancar sirkulasi darah.
Ketigabelas, sedangkan bilangan tujuh itu adalah simbolik ketidak terhingga banyaknya. Angka tujuh itu berarti tidak terbatas atau terlalu banyak. Dengan melakukan tujuh kali putaran sebenarnya kita mendapat ibadah yang tidak terbatas jumlahnya.
Keempatbelas, larangan memakai topi, songkok atau menutup kepala karena rambut dan bulu roma (pria) adalah ibarat antena untuk menerima gelombang yang baik yang dipancarkan langsung dari Kabah. Sebab itulah melakukan Haji kita seperti dilahirkan kembali sebagai manusia baru karena segala yang buruk telah ditarik dan diganti dengan nur atau cahaya yang baru.
Kelimabelas, setelah selesai semua itu barulah bercukur atau tahalul. Tujuannya unt melepaskan diri dari pantang larang dalam Ihram. Namun rahasia di sebaliknya yaitu untuk membersihkan antena atau reseptor kita dari segala kotoran sehingga hanya gelombang yang baik saja akan diterima oleh tubuh manusia.
Artikel ini ditulis oleh: