Manfaat “drop box e-waste” pun diakui masyarakat, misalnya Arindra (28). Gadis penyuka makan dan jalan-jalan itu tak sengaja pernah melihat di halte Transjakarta dan mengamatinya karena penasaran.
Selama ini, perantau asal Malang itu mengaku kerap kesulitan membuang perkakas elektroniknya yang sudah rusak dan lebih memilih untuk menyimpannya dalam lemari, meski tahu limbah elektronik berbahaya.
Persoalannya, kata Arin, sapaan akrab bungsu dari tiga bersaudara yang sudah lama bekerja di Jakarta, tidak semua orang setiap hari menggunakan moda transportasi massal, termasuk dirinya.
“Kalau bisa, perbanyak lagi deh tempat sampah kayak gitu. Bisa ga sih pemerintah kerja sama, misalnya, ama Indomaret, Alfamart, dan semacamnya? Jadi, bisa dipasang di situ juga,” ujarnya, memberi masukan.
Artikel ini ditulis oleh: