Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad (kanan) tiba di gedung KPK untuk melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK, di Jakarta, Jumat (19/2). Pertemuan tersebut membahas MoU antara KPK dan OJK dan pertukaran informasi serta data dari kedua lembaga tersebut. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/16

Jakarta, Aktual.com —  Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memperkirakan perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan masih menghadapi tiga tantangan utama antara lain pelonggaran kebijakan moneter negara maju.

“Tapi kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian nasional di tengah penurunan perekonomian global akan kita upayakan berlanjut,” kata Ketua ISEI Muliaman Hadad di Jakarta, Senin (21/3).

Muliaman menyebutkan pelonggaran kebijakan moneter dari negara maju yang mengalami kelesuan ekonomi dapat mengakibatkan terjadinya pembalikan arus dana secara tiba-tiba.

Dua tantangan lainnya yang dihadapi perekonomian nasional adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan super siklus harga komoditas yang bergerak ke bawah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Ketiga hal itu diperberat dengan minimnya dukungan negara lain, khususnya Negara G20. Negara maju dalam kelompok G20 sudah punya problem masing-masing, sumber daya terbatas, sikap politik dalam negeri cenderung nasionalistis dan tidak mungkin memberikan bantuan.

Ketiga tantangan itu dapat menurunkan perdagangan Indonesia, penerimaan dalam APBN, daya beli dan ketidakstabilan sektor keuangan serta mengancam kesinambungan pertumbuhan ekonomi, daya saing dan penciptaan lapangan kerja.

ISEI menyarankan agar pemerintah melaksanakan dua hal yaitu menggerakkan ekonomi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing dari potensi domestik.

Kedua, membuat strategi untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Strategi itu menggunakan pendekatan formula pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi dimana pertumbuhan PDB merupakan gabungan dari pertumbuhan kapital fisik, pertumbuhan penduduk, tingkat partisipasi tenaga kerja serta pertumbuhan produktivitas faktor total (TFT).

Strategi itu juga dimaksudkan untuk mengatasi persoalan inefisiensi penggunaan kapital karena dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami tingkat rasio akumulasi kapital dengan pertumbuhan PDB (ICOR) meningkat di atas rata-rata negara lain. Hal itu menunjukkan penggunaan kapital yang tidak efisien.

Menurut ISEI, pertumbuhan investasi dan efisiensi penggunaan kapital menjadi kunci pertumbuhan jangka pendek dan menengah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka