Jakarta, Aktual.com — Analis Geopolitik Hendrajit mengungkapkan pada hakekatnya kemunculan ISIS merupakan konsekwensi logis dari merebaknya kelompok-kelompok perlawanan bersenjata di Irak pasca kejatuhan Presiden Irak Saddam Hussein. Maupun merebaknya kelompok-kelompok perlawanan bersenjata yang bermaksud mendongkel pemerintahan Bashar al Assad.
“Kondisi obyektif di Irak pasca invasi militer AS 2003, pemerintahan Saddam Hussein memang berhasil ditumbangkan dan AS, dengan dalih Irak memiliki senjata pemusnah massal dan mendukung kelompok-kelompok yang terkait dengan kegiatan-kegiatan terorisme. Singkat cerita, AS berhasil menaklukkan Irak dengan cepat secara militer,” ujar Hendrajit ditulis Aktual, Kamis (19/11).
Namun celakanya, lanjutnya, pemerintahan George W Bush tidak mempunyai rencana strategis yang jelas untuk membangun sistem politik Irak pasca Saddam. Sehingga kebijakan-kebijakan strategis yang dibuatnya malah menjadi blunder.
“Dalam realitas politik Irak, Saddam merupakan bagian dari golongan minoritas Sunni (sekitar 20 persen dari populasi) yang kemudian berkuasa atas mayoritas penduduk Irak bermahzab Syiah yang merupakan 63 persen dari penduduk Irak. Alhasil, kemudian memicu pemberontakan dari kelompok Sunni yang tersisa di Irak, yang pada perkembangannya juga mendapat dukungan penuh dari jaringan kader-kader Partai Ba’ath baik sipil maupun eksponen militernya,” jelasnya.
Pada tataran inilah, salah satu kelompok pemberontakan tersebut adalah yang dipimpin oleh Abu Bakar al Baghdadi. Maka sejak 2006, terjadilah perang saudara antara Irak bagian Utara yang umumnya warga masyarakatnya menganut Islam Sunni, dan Irak bagian Selatan yang warga masyarakatnya menganut Syiah.
Pada Perkembangannya kemudian, kelompok Abu Bakar al Baghdadi yang kemudian mengembangkan lingkup gerakannya ke Suriah, dan menggabungkan diri sebagai bagian integral kelompok-kelompok perlawanan berbendera Islam yang bermaksud menggulingkan Presiden Bashar al Assad.
“Gerakan yang dipimpin Abu Bakar al Baghdadi, pada hakekatnya telah memanfaatkan situasi obyektif yang berkembang di dalam negeri Irak maupun Suriah, yang kemudian kelompok al Baghdadi ini dikenal dengan sebutan ISIS,” tambahnya.
“ISIS yang dikembangkan oleh al Baghdadi, telah menjadikan kelompok yang dipimpinnya sebagai bagian integral dari berbagai kelompok perlawanan bersenjata di Irak maupun Suriah, seraya menarik simpati dan dukungan umat Islam sedunia pada umumnya, sebagai kelompok perlawanan berbendera Islam baik di Irak maupun Suriah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka