Bagian gedung bangunan RS Soroka Israel yang terlihat hancur terkena efek hantaman rudal Iran yang menarget markas komando militer dan intelijen Israel yang berlokasi di sebelah rumah sakit tersebut - foto X

Tel Aviv, Aktual.com- Pemerintah Israel protes keras lantaran rudal Iran menghantam sebuah rumah rumah sakit yang dipenuhi pasien, dokter dan perawat. Hantaman rudal Iran itu terjadi saat terjadi gelombang salvo ke-12 militer Iran pada Kamis pagi (19/6).

Dilansir dari Al Jazeera, rumah sakit yang terkena hantaman rudal Iran itu adalah Rumah Sakit Soroka, di kawasan Bersyeba, Kota Negev, Israel, yang merupakan rumah sakit terbesar di Israel bagian selatan. Pusat layanan penyelamatan Israel, Magen David Adom (MDA) melaporkan sedikitnya 32 orang terluka akibat serangan rudal terbaru Iran itu.

Juru bicara Soroka Medical Center mengatakan pihaknya masih menilai kerugian akibat kerusakan termasuk berapa jumlah pasti korban yang terluka. ”Kami saat ini sedang menilai kerusakan, termasuk orang-orang yang terluka,”

Dari rekaman video yang tersebar di media sosial, memperlihatkan kerusakan di Soroka, yang merupakan salah satu rumah sakit terkemuka Israel. Terlihat pula puluhan perawat dan pasien kucar-kacir menyelamatkan diri. Beberapa struktur bangunan tampak rusak dan puing-puing berserakan di mana-mana. Dari foto-foto yang beredar, asap hitam juga membumbung tinggi dari area yang terkena hantaman rudal. Bagian dalam RS juga terlihat kacau balau, dengan pecahan di mana-mana dan atap yang roboh.

Sisi lain bagian bangunan RS Soroka yang hancur – foto X

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pun melontarkan umpatannya atas serangan terhadap rumah sakit yang menyediakan layanan kesehatan bagi sekitar 1 juta warga di Israel.

”Pagi ini, para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka di kawasan Bersyeba, Negev dan ke warga sipil di pusat negara. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang mahal,” tulis Netanyahu di akun X.

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Israel Sharren Haskel menyebut serangan Iran terhadap Rumah Sakit Soroka disengaja dan merupakan tindakan kriminal. Pernyataan itu ia sampaikan setelah Iran kembali menembakkan rentetan rudalnya, termasuk rudal balistik ke Israel.

”Iran baru saja menyerang Rumah Sakit Soroka di Bersyeba dengan rudal balistik. Bukan pangkalan militer. Sebuah rumah sakit. Ini adalah pusat medis utama untuk seluruh wilayah Negev di Israel. Ini disengaja. Kriminal. Sasaran sipil. Dunia harus bersuara,” tulis Sharren Haskel di X.

Sedangkan Menteri Kesehatan Israel Uriel Buso turut mengumpat. Ia mengatakan serangan Iran ke RS Soroka merupakan kejahatan perang. ”Ini adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Iran,” kata Buso, seperti dilaporkan Radio Angkatan Darat Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Untuk diketahui, menurut situs resmi Soroka Medical Centre, rumah sakit itu memberikan layanan kesehatan kepada lebih dari 1 juta orang di selatan Israel. Soroka yang berjarak 35,4 KM dari Jalur Gaza, menjadi tujuan evakuasi utama bagi orang-orang yang terluka dalam perang.

Sementara itu, pihak militer Iran membantah menargetkan rumah sakit dalam serangan rudal gelombang ke-12 yang dilakukan mulai Rabu malam (18/6) hingga Kamis dini hari (196). Menurut laporan kantor berita Iran, IRNA, Iran menargetkan sebuah markas besar Komando dan Intelijen militer Israel serta kamp intelijen militer di Taman Teknologi Gav-Yam, yang kebetulan saja berdekatan dengan RS Soroka.

Iran pun mempertanyakan militer Israel yang ratusan kali melancarkan serangan ke berbagai rumah sakit di jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023, yang menelan korban ribuan nyawa melayang. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak Oktober 2023 hingga 22 Mei 2025, Israel telah melancarkan 697 serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza.

Secara keseluruhan, ratusan serangan militer Israel ke berbagai rumah sakit di Gaza telah menewaskan sekitar 2 ribu orang, termasuk staf medis, dan melukai ribuan orang lainnya. Akibat serangan itu pula, dari 36 rumah sakit di Gaza, kini hanya 17-19 rumah sakit yang masih beroperasi secara darurat, karena ketiadaan listrik, air, dan bahan bakar imbas blokade Israel.

(Indra Bonaparte)