“Kami meminta kepastian dari pemerintah agar kami bisa berusaha dengan aman dan nyaman, jangan seperti ini kami jadi khawatir,” kata Adi.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan Orchita pemilik angkot 32 yang angkotnya dirusak saat aksi keributan terjadi. Total ada dua unit angkotnya yang menjadi sasaran amukan para pengendara ojek ‘online’ yang bringas di Terminal Laladon.

“Sopir-sopir saya minta tidak beroperasi dulu, takutlah ada apa-apa lagi nanti saya yang rugi. Kita jaga-jaga dulu sampai situasi benar-benar normal,” kata Orchita pemilik delapan angkot trayek 32.

Menurut Orchita, aksi brutal yang dilakukan pengendara ojek ‘online’ merugikan pihaknya. Saat kejadian angkot yang dikendarai oleh sopirnya sedang beroperasi di Jl menurju Sindang Barang, tetapi langsung dilempari batu hingga kaca depan dan belakang pecah.

“Padahal angkot saya ini ada di luar Terminal Laladon, tetapi tetap jadi sasaran amukan mereka,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby