Jakarta, Aktual.com – Rencana kepulangan pemimpin Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) ke negaranya, tidak dibahas di dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Pendiri CNRP Sam Rainsy dan wakil ketua partai tersebut Mu Sochua, telah dilarang masuk ke Thailand dan sempat ditahan di Malaysia, dalam upaya mereka kembali ke Kamboja untuk apa yang disebut Mu Sochua sebagai “upaya untuk menyelamatkan demokrasi negara yang terancam”.
Pada Kamis, Mu Sochua menulis melalui akun Twitternya bahwa Sam Rainsy telah tiba di Jakarta dan akan bertemu dengan anggota DPR Indonesia.
“Di ASEAN kami tidak pernah bahas isu ini. Dia (Sam Rainsy) datang sebagai individu ya sama seperti individu yang lain bagi kita (Indonesia) karena kan ada paspor dan visa,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Tavares dalam ASEAN Diplomatic Gathering: Update from the Region di Jakarta, Kamis (14/11).
Menurut Jose, sejauh ini pemerintah Kamboja juga tidak menyampaikan permintaan pelarangan anggota partai oposisi itu di dalam forum-forum ASEAN.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam menyikapi isu ini, negara-negara ASEAN tetap mengacu pada prinsip non-intervensi, yakni tidak mencampuri urusan dalam negeri dan kedaulatan suatu negara.
Isu dalam negeri yang kemudian dapat diangkat ke forum ASEAN adalah isu yang memengaruhi stabilitas dan perdamaian di kawasan, diantaranya isu Rakhine State di Myanmar.
“Seperti Myanmar kan kita ikut bantu juga. Kita lihat isu mana yang bisa memengaruhi perdamaian dan stabilitas. Tetapi kalau ada orang berkunjung ke sini apa kaitannya dengan (prinsip) non-intervensi,” kata Jose.
Jose juga menegaskan bahwa Kamboja tidak bisa serta merta meminta negara anggota ASEAN untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini melarang kunjungan pimpinan partai oposisi, tanpa dasar yang jelas.
Malaysia Airlines menyatakan pada Rabu (13/11) bahwa pihaknya telah melarang tokoh oposisi veteran Kamboja Sam Rainsy dari penerbangan dari Kuala Lumpur ke Jakarta atas instruksi pihak berwenang Indonesia.
Rainsy kemudian mengatakan di Twitter bahwa ia telah ketinggalan pesawat dan akan mencoba untuk mendapatkan penerbangan Malaysia Airlines ke Jakarta pada Kamis, demikian dilaporkan Reuters.
Rainsy, yang tinggal di pengasingan di Prancis, telah berada di Malaysia sejak akhir pekan setelah awalnya mengatakan ia berencana untuk pulang pada 9 November lalu untuk menggalang oposisi terhadap penguasa otoriter Kamboja Hun Sen.
Ditanya tentang pernyataan Malaysia Airlines, Juru Bicara Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia Sam Fernando, mengatakan bahwa “dari pihak imigrasi, belum ada permintaan untuk menolak masuknya di sini”.
Rainsy mengatakan dia berencana untuk kembali ke Kamboja pada 9 November atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, dalam apa yang ditandai oleh Perdana Menteri Hun Sen sebagai upaya kudeta terhadap kekuasaannya yang lebih dari tiga dekade.
Namun, Rainsy dicegah untuk terbang ke Bangkok, di mana ia berniat akan melanjutkan perjalanan darat menuju Kamboja. Ia kemudian terbang ke Malaysia untuk menggalang dukungan untuk oposisi Kamboja di wilayah tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan