Konjungsi ditetapkan sebagai batas astronomis antara bulan yang sedang berlangsung dengan bulan berikutnya dalam sistem kalender lunar. Pada saat konjungsi, matahari, bulan, dan bumi dalam konfigurasi segaris. Sehingga bulan akan berada pada fase bulan mati diamati dari permukaan bumi.
“Peralihan bulan dalam kalender Hijriyah menjadi menantang ketika kita masukkan faktor ‘melihat’ atau ‘sighting’ Bulan sabit setelah konjungsi terjadi sebagai kriteria,” katanya.
Terlepas dari perbedaan kriteria yang muncul di masyarakat, keberhasilan teramatinya bulan sabit muda yang tipis secara astronomis merupakan kombinasi dari banyak faktor penentu.
Adapun faktor-faktornya yakni posisi relatif bulan terhadap matahari dari posisi tertentu di permukaan bumi, usia bulan, porsi kecerahan bulan (iluminasi), dan kondisi langit dan cuaca di sekitar horison.
Dari Observatorium Bosscha, bulan yang diamati terbenam setelah matahari. Namun karena jeda waktu dengan terbenamnya matahari yang sangat singkat sekitar 44 detik, dan dikombinasikan dengan posisi projektif bulan yang sangat dekat dengan matahari (elongasi sekitar 4 derajat) dan iluminasi yang sangat rendah 00,17 persen, maka hilal tidak dapat diamati secara astronomis.