Jakarta, Aktual.com — Islam memberikan perhormatan dan kedudukan yang sangat tinggi kepada sosok seorang ibu. Sampai disebut bahwa “Surga berada di telapak kaki ibu”. Seseorang yang menghormati ibunya akan ditempatkan di dalam Surga. Sementara anak yang mendurhakai ibunya akan ditempatkan dalam posisi yang hina di Neraka.
Adalah Umar bin Khattab seorang anak yang sangat hormat kepada ibunya, sampai dalam masalah yang sekecil-kecilnya. Dalam hal makan, misalnya, ia tidak pernah makan mendahului ibunya.
Umar bahkan tak berani makan bersama-sama dengan ibunya, sebab ia khawatir akan mengambil dan memakan hidangan yang tersedia di meja, sementara ibunya menginginkan makanan tersebut.
Baginya, seorang ibu telah mendahulukan anaknya selama bertahun-tahun ketika sang anak masih kecil dan lemah.
“Kasih ibu tak pernah terbalas oleh apapun juga. Yang bisa dilakukan anak hanyalah memberi penghormatan dan pelayanan, terutama ketika mereka sudah tua dan dalam keadaan lemah. Dalam hal ini Rasulullah SAW mengingatkan kaum Muslimin, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, Beliau bersabda, “Hidungnya harus direndahkan ke tanah, hidungnya harus direndahkan ke tanah, hidungnya harus direndahkan ke tanah”. Beliau ditanya, “Ya Rasulullah SAW, siapa ?” Jawabnya, “Orang yang mendapatkan kesempatan baik untuk membantu kedua orang tuanya di masa tuanya, baik salah satunya maupun kedua-duanya, tetapi ia gagal mendapatkan dirinya masuk Surga”,” ujar Ustadzah Nurhasanah kepada Aktual.com, Selasa (12/04), di Jakarta.
“Dengan alasan apapun, orang tua, terutama ibu harus mendapatkan penghormatan dan pelayanan yang utama. Sesibuk apapun, sesulit apapun, ibu harus tetap dihormati dan dilayani. Ketika ia memanggil, maka pangilannya harus segera dijawab. Yang menghalangi panggilan ibu untuk tidak dijawab hanya satu, yaitu ketika seseorang sedang menjalankan salat fardhu. Di luar itu, semua panggilan ibu harus dijawab. Misalnya, seorang yang sedang mengerjakan salat sunah, tiba-tiba sang ibu memanggil, maka panggilan ibu hendaknya dipenuhi terlebih dahulu. Salat sunah untuk sementara dibatalkan, untuk memenuhi panggilan ibu,” katanya lagi.
“Dengan demikian, tidak ada alasan bagi anak mengabaikan panggilan ibunya. Ketika sang ibu menahan rindu kepada anaknya, sedang ia menelpon agar anaknya pulang, maka anak yang soleh akan mengusahakan dengan segenap daya untuk memenuhi panggilannya. Apalagi jika sang ibu sedang sakit atau sedang membutuhkan bantuan,” beber Ustadzah Hasanah.
Selain itu, juga ada sebuah kisah dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang Thawaf di sekitar Kabah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang Yaman itu bersenandung,
Artinya, “Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.”
Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya ?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.”
Dalam sebuah riwayat diterangkan, Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata, “bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat ?” Ibnu Abbas berkata, “apakah ibumu masih hidup?” Ia menjawab, “tidak.” Ibnu Abbas berkata, “bertaubatlah kepada Allah SWT dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sebisamu.” Atho’ bin Yasar berkata, “maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya?” Maka beliau berkata, “Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu.” (Hadis ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman)
Pada Hadis di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah SWT. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut Beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah SWT sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah SWT.
Berbuat baik kepada ibu adalah amal soleh yang sangat bermanfaat untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk Surga. Bersambung……
Artikel ini ditulis oleh: