Meulaboh, Aktual.com – Sepanjang 500 meter badan jalan lintas Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menuju Geumpang Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh tertimbun tanah longsor akibat hujan deras yang melanda pada malam hari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Teuku Syahluna Polem yang dihubungi di Meulaboh, Selasa (28/2), mengatakan, selama 2017 ini tercatat telah terjadi tiga kali longsor di jalan menghubungkan lintas Provinsi Aceh itu.

“Akibatnya dari longosoran tebing gunung tersebut, membuat jalan lintas antar kabupaten lumpuh total karena material tanah di atas badan jalan menutupi badan jalan, tidak bisa dilalui oleh kendaraan baik roda empat maupun roda dua,” katanya.

Syahluna menjelaskan, longsor tersebut terjadi pada empat titik tepatnya di kilometer 80-82 Gampong/Desa Tungkop Kecamatan, Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat yang merupakan perbatasan terdekat dengan Kabupaten Pidie, Aceh.

Terkait kondisi tersebut pihaknya telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait yakni Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat untuk segera dilakukan koordinasi dengan pihak terkait di Provinsi Aceh untuk penanganan lebih lanjut.

Ia berharap agar adanya penangganan yang permanen di kawasan lintas jalan provinsi tersebut, karena sering terjadi longsor akibat kondisi tanah tebing gunung labil disaat musim penghujan dan sangat beresiko bagi pengguna jalan.

“Sudah kita koordinasikan dengan instansi terkait, melalui mereka nanti dilakukan penanganan. Kalau harapan kita ditangani permanen dengan dibuatkan tebing pengaman agar material tebing tidak berjatuhan ke badan jalan saat hujan,” sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan, penangganan secara permanen harus segera dlakukan oleh pemerintah atasan dengan membuat kajian teknis, atau seperti membuat pengamanan tebing gunung sehingga tanah tidak jatuh ke badan jalan bila diguyur hujan.

Longsor menerjang beberapa titik pada lintas provinsi Aceh itu telah terjadi beberapa hari terakhir, pada penghujung 2016 juga pernah terjadi longsor di kawasan setempat sehingga mengakibatkan akses transportasi darat jalur itu lumpuh.

Sementara itu kondisi debit air sungai Krueng Woyla dan Krueng Meureubo dilaporkan dalam dua hari ini sudah dalam status waspada karena ketinggian debit air sudah mulai menunjukan peningkatan, malahan beberapa pemukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS digenangi air luapan sungai.

Meskipun demikian belum ada dampak lebih meluas terhadap rendaman air banjir itu sampai ke rumah-rumah warga, karena guyuran hujan melanda kawasan itu hanya terjadi saat malam hari, sementara pada siang hari cerah berawan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: