Terkait hal ini, para pengamat, politisi, bahkan akademisi bersama-sama menekankan bahwa menteri muda yang dimaksud ini semestinya bukan hanya mengenai perkara usia.
Menurut pandangan Meutya Hafid, seorang politisi asal Golkar, setiap orang yang cakap dan kredibel akan mampu menempati posisi menteri muda. Asalkan orang tersebut memiliki semangat dan mampu mengikuti isu-isu generasi muda.
Selain itu, Noer Fadjrieansyah selaku Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNIP) juga mengungkapkan bahwa generasi muda yang dipilih haruslah dilihat latar belakang serta pengalamannya dalam memimpin suatu organisasi besar. Sebab, katanya lagi, pintar saja bukanlah suatu hal yang cukup, tetapi juga harus terbukti melakukan aksi nyata.
Senada dengan kedua pandangan tersebut, Rusdi J Abbas selaku akademisi dari Universitas Pertamina Jakarta juga menuturkan bahwa usia bukanlah suatu persoalan, melainkan persoalan sebenarnya ialah kinerja dari seseorang tersebut.
“Menteri muda atau tidak itu bukan menjadi soal jika dikaitkan dengan periode kedua Jokowi. Sebenarnya Jokowi hanya punya satu kepentingan yang harus dijaga, yaitu kinerja dia,” kata Abbas.
Artikel ini ditulis oleh: