Allah SWT memberikan kepada manusia dua mata; mata lahir, dan mata batin. Mata lahir, dalam bahasa Arab, disebut bashar. Sedangkan mata batin disebut bashirah.

Mata lahir hanya mampu mengindera hal-hal yang kasat-mata. Mata batin mampu melihat hal-hal yang tidak dapat terjangkau oleh mata lahir yang bersifat halus, lembut, rohani, dan metafisik.

Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT walaupun mata lahirnya dapat menangkap fenomena yang luar biasa, akan tetapi mata batinnya tertutup untuk dapat melihat karunia-Nya yang bersifat rohani. Sehingga kebanyakan mereka terpenjara dengan hal-hal yang bersifat materi.

Seorang salik, dalam menempuh perjalanan ruhaninya menuju Allah SWT haruslah terus mengasah mata batinnya, agar dapat melihat karunia dan kebesaran Allah SWT yang ditampakkan kepadanya. Salah satu dari karunia itu adalah jaminan Allah SWT terhadap rezeki untuk hamba-hambanya. Allah SWT berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”[QS Al Ankaboot/29: Ayat 60]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid