Jakarta, Aktual.com — Gangguan kesuburan merupakan kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun, tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan data BPS tahun 2008 lalu, jumlah wanita usia reproduksi sekitar 39,8 juta orang dan yang mengalami gangguan kesuburan 10 persen-15 persen.

Dijelaskan oleh dokter Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, dalam seminar media bertema ‘Bayi Tabung Pintar di Jantung kota Jakarta’, menjelaskan, bahwa perempuan pasti mengalami penurunan jumlah dan kualitas sel telur, dan umumnya ketika memasuki usia mencapai 35 tahun.

“Seorang perempuan pasti mengalami penurunan jumlah dan kualitas sel telur, pada saat usia 35 tahun. Pada pasangan yang merencanakan menunda kehamilan, perlu memperhitungkan aspek ini. Kita tidak bisa memprediksi secara akurat kapan usia biologis seseorang sudah menua melebihi usia kronologisnya. Maka itu, idealnya penundaan kehamilan haruslah ditempatkan dalam kerangka perencanaan keluarga, khususnya perencanaan reproduksi keluarga, dengan didampingi oleh spesialis obstetri dan ginekologi,” ujar Dr. Yassin yang merupakan anggota SMART IVF di Fertility Centre Sahid Sahirman Memorial Hospital, di Jakarta, Selasa (29/03).

Dokter Yassin kemudian menjelaskan, bahwa berbagai penyebab infertilitas di kalangan pekerja, sama dengan yang lainnya. Hanya saja, pada kalangan perempuan pekerja, dan ‘prioritizing’. Terhadap kalangan perempuan karier seperti ini, rentan terjadinya gangguan fertilitas yang berkaitan dengan berkurangnya jumlah dan kualitas sel telur yang dimiliki. Inilah yang dikenal dengan konsep cadangan ovarium, yang erat kaitannya dengan usia biologis.

“Usia biologis merupakan refleksi dari kuantitas dan kualitas sel telur seorang perempuan yang erat kaitannya dengan fekunditas, yaitu kemampuan reproduksi seorang perempuan untuk memperoleh kehamilan. Sedangkan, usia kronologis, merupakan usia yang dihitung berdasarkan tanggal lahir seseorang,” jelas Yassin.

Di samping penuaan reproduksi yang alamiah, usia biologis dan kronologis tidak selalu sama. Sering didapatkan usia biologis lebih cepat menua dibandingkan usia kronologis seseorang. Penurunan ini dipengaruhi berbagai hal, misalnya genetik, adanya penyakit tertentu, riwayat radiasi dan kemoterapi, paparan zat kimia, gaya hidup, dan lain-lain.

Artikel ini ditulis oleh: