Masjid Ibnu Abbas
Tak jauh dari ia dimakamkan kini dibangun sebuah masjid yang dilengkapi dengan perpustakaan.
Masjid Ibnu Abbas dibangun pada 592 H dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk tempat shalat wanita yang terpisah. Makam Ibnu Abbas sendiri terletak di dekat tempat shalat wanita dengan pagar tinggi di sekeliling makam.
Pengunjung hanya bisa menziarahinya dari balik tembok tinggi tersebut dan tak bisa disaksikan kecuali mereka yang nekat untuk memanjat dan melihat makam tersebut.
Ada juga seorang tokoh besar yang bernama Imam Muhammad bin Al Hanafiyah bin Ali Ibnu Abi Thalib yang juga dimakamkan di sisi makam Ibnu Abbas. Dia adalah putra Sayidina Ali dari istri selain Fatimah.
Makam Abdullah Ibn Abbas sangat sederhana hanya ditandai tumpukan batu berukuran sedang. Tak ada hiasan apapun di makam tersebut.
Tembok kelilingnya sewarna dengan warna tembok masjid yakni kuning bersemu kecokelatan dan sangat khas jika dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Masjid itu banyak didatangi jamaah baik pada musim haji maupun umroh dalam setiap waktunya. Hanya saja karena selain jaraknya jauh, perizinan untuk masuk Kota Thaif pun relatif rumit, sehingga relatif tidak banyak jamaah Indonesia yang berkunjung ke masjid bersejarah tersebut.
Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Jaetul Muchlis mengatakan untuk bisa masuk ke Thaif diperlukan perizinan khusus dari otoritas yang berwenang.
Visa jamaah yang ke Arab Saudi sejatinya khusus untuk pergerakan di tiga kota meliputi Mekkah, Madinah, dan Jeddah.
“Jeddah juga merupakan kota transit saja. Jadi memang perlu ada perizinan yang diurus untuk bisa masuk ke kota lain,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin