Jakarta, Aktual.com — Ustad Romli dalam khutbah Jumatnya di Masjid Ar Rahim, kawasan Depok, Jumat (04/03), melanjutkan ceramah rohaninya, bahwasanya ada beberapa hal penting yang menjadi tegaknya tarbiah (atau pendidikan) di generasi pertama (Sahabat Nabi) ini.
Sungguh Nabi Muhammad SAW telah membina generasi emas ini di atas prinsip-prinsip. Namun, yang terpenting dalam pandangan para Ulama, di antaranya:
a. Membatasi pembinaan dengan Manhaj Rabbani saja.
b. Memurnikan dakwah dari segala kepentingan duniawi dan manfaat-manfaat yang tidak kekal.
c. Dimulainya dengan pembinaan akidah atas sekelompok orang-orang beriman sebelum pembinaan syariat (hukum).
d. Sejak pertama kali pembinaan itu berwujud suatu kelompok haraki (gerakan).
e. Jelas benderanya dan terang tujuannya serta tidak bercampur aduk dengan pemikiran lain.
f. Membina “Qaidah Shalbah” (Fondasi yang kokoh) yang dapat menopang seluruh bangunan.
g. Memanfaatkan dan mempergunakan semua daya serta potensi yang ada.
h. Mengukur bobot seseorang dengan Mizan Rabbani, yakni takwa.
i. Pembinaan melalui celah-celah peristiwa dan aktifitas yang kongkrit.
j. Al Jihad atau perjuangan.
k. Menanamkan kepercayaan akan pertolongan Allah SWT dalam lubuk hati.
l. Uswah Hasanah dan kepemimpinan yang fungsional dengan penerapannya.
m. Bersikap lembut dan penyayang, bukan kasar dan menyakitkan.
n. Keluasan wawasan berfikir pemimpin Rasulullah SAW, khususnya mengenai perpindahan dari satu fase ke fase yang lain.
o. Para sahabat radhiallaahu ‘anhum menerima perintah untuk dilaksanakan dan ditindakan.
“Sebelum saya memulai keterangan pokok-pokok tersebut secata terperinci, maka ada baiknya saya kemukakan mengenai segi manfaat yang dapat diambil dengan mengetahui konsep Nabawi dalam Tarbiyah ini. Dengan mengetahui Manhaj ini maka banyak manfaat yang dapat diambil, khususnya begi mereka yang hendak menegakkan dien Allah SWT di permukaan Bumi dan menumbuhkan masyarakat Muslim dalam kehidupan yang nyata sesudah masyarakat tersebut lenyap dari pandangan dan lenyap dari wujud,” papar Ustad Romli menegaskan, kepada para jemaah.
Adapun, berbagai manfaat yang penting dalam hal ini seperti:
Pertama, dapat mengetahui Manhaj (konsep) pemikiran Islam dalam membina daulah. Sebab manhaj pemikiran dan gerakan untuk menegakkan Islam tidak kurang nilainya dan tidak kurang pentingnya dari manhaj kehidupan dan tidak terpisah daripadanya. Sebagaimana Dien ini sendiri dari sisi Allah SWT, maka cara yang ditempuhnya pertama kali juga dari sisi Allah SWT.
Kedua, untuk mengikuti jalan Rabbani ini dalam membela Dien Allah SWT dan mengokohkan syari’at-Nya dalam kehidupan. Disamping itu untuk tetap konsisten di atas jalan tersebut. Allah SWT berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”(Hud : 120)
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَالَمِينَ
Artinya, “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah, “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Quran)”. Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”(Al An’am : 90)
Jalan itulah yang ditempuh oleh Rasulullah SAW pertama kalinya sehingga Dien (agama) ini mendapatkan kemenangan dan sekali-kali agama ini tidak akan bangkit kembali ke muka bumi kecuali dengan cara tersebut.
Ustadz Sayid Quthb berkata, “Pemeluk agama ini harus benar-benar mengetahui bahwa agama ini dzatnya adalah Rabbani, maka manhaj operasionalnya juga Rabbani berjalan paralel dengan tabi’atnya. Dan tidak mungkin memisahkan agama ini dari manhaj operasoinalnya. Jika kita telah mengetahui manhaj operasionalnya, maka hendaknya kita tahu juga bahwa manhaj ini adalah manhaj yang fundamental, bukan manhaj kontemporer, geografis ataupun manhaj kondisional, khususnya dalam menghadapi problema-problema jamaah Islam yang pertama. Sesungguhnya ia merupakan manhaj, dimana bangunan agama ini tidak akan tegak kapanpun juga kecuali dengannya. Sesungguhnya berpegang teguh dengan manhaj tersebut merupakan perkara yang sangat vital, seperti halnya berpegang teguh pada sistem Islam pada setiap gerakan.”
Ketiga, bisa mengetahui keagungan panglima pembimbing (Rasulullah SAW) yang telah mempraktekkan manhaj tersebut dan mengetahui keagungan para pasukan yang telah melaksanakan manhaj tersebut.
“Rasulullah SAW telah melepaskan, dalam waktu yang relatif singkat itu, sebuah generasi yang terdiri dari pemimpin-pemimpin ulung dan ternama. Panglima-panglima militer yang digembleng Rasulullah SAW, jumlah mereka lebih banyak daripada semua pangima militer sepanjang sejarah Islam. Demikian juga beliau melepaskan generasi pemimpin, politikus, administrator, pembimbing, pengajar, hakim dan penguasa. Jika ada seorang yang mampu menelorkan satu segi dari segi-segi tersebut, pastilah namanya akan ditulis dalam kelompok orang-orang abadi yang dikenang. Lalu bagaimana halnya dengan orang yang dapat menggabungkan semua itu ? Sesungguhnya ia benar-benar merupakan kebesaran Nubuwah sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Abbas RA.”
Sekarang, marilah kita umat Islam kembali kepada fondasi-fondasi yang dipergunakan Rasulullah SAW dalam menegakkan bangunan yang sangat besar tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: