Medan, Aktual.co — Jepang menyatakan kesiapannya untuk membantu penyiapan teknologi pengolahan air bersih di Sumatera Utara (Sumut).
Teknologi tersebut diharapkan dapat mengatasi kendala dalam mendapatkan air bersih, terutama pemukiman masyarakat di kawasan pesisir pantai.
“Sebagian alat yang digunakan dari bambu. Teknologi pengolahan air ini dapat menyuplai air tanah dari kedalaman hingga 1.400 meter. Teknologi ini tepat bagi masyarakat di daerah pantai yang kesulitan mendapatkan air bersih,” ujar Konjen Jepang Yuji Hamada saat diterima Wagub Sumut, Tengku Erry Nuradi di kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (16/2).
Dikatakan Hamada, teknologi pengolahan air bersih tersebut merupakan rangkaian dari Project People to People untuk menunjang taraf hidup masyarakat Sumut. Terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih. Teknologi ini menggunakan alat sederhana dan telah diterapkan di Jepang selama berabad-abad.
“Kami berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mau dapat membantu dan mendorong project people to people yang nantinya dilaksanakan di kabupaten/kota di Sumatera Utara,” tutup Hamada.
Sementara itu, Wagub Sumut, menyatakan menyambut baik kesiapan Jepang membantu Sumut dalam pengolahan air bersih tersebut. Dirinya meyakini, program itu menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kesulitan air bersih di sejumlah kawasan di Sumut, terutama di daerah pesisir pantai Timur dan Barat Sumatera.
“Tidak sedikit daerah di Sumut yang hingga kini masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum, cuci dan lain sebagainya. Jika ada teknologi sederhana dan biayanya terjangkau, ini akan menjadi solusi tepat dalam menjaga ketersediaan air bersih bagi masayarakat,” kata dia.
Erry mengatakan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sumut, belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Sebagian daerah bahkan tidak mendapatkan air bersih olahan yang laik minum.
“Untuk kebutuhan memasak dan minum, masyarakat masih memanfaatkan air alam yang ada dilingkungan pemukiman. Ada yang memnggunakan sumur bor. Tidak sedikit yang masih mengandalkan air sumur atau air alam,” papar Erry.
Erry menghimbau, Kabupaten/Kota di Sumut yang daerahnya menjadi pilot project untuk mendukung program tersebut agar berjalan dengan lancar.
“Program ini sangat baik. Saya optimis Pemkab maupun Pemko yang mendapatkan program ini juga akan menyambut baik. Untuk itu, Pemkab dan Pemko harus berkoordinasi dengan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan kesulitan air,” saran Erry.
Artikel ini ditulis oleh:

















