Tiga ton kulit kerang hijau ditebar menggunakan metode ram kawat yang dipasang sebagai media tanam tumbuhnya kerang hijau di perairan Jakarta.

Kembalinya populasi kerang hijau di wilayah pesisir akan berdampak positif pada meningkatnya kualitas air dan biodiversitas serta jumlah biota yang ada di Laut Kawasan Ancol.

Ketua Umum Forum CSR DKI Jakarta, Mahir Bayasut menjelaskan, tercemarnya Teluk Jakarta dari berbagai macam limbah yang mengandung logam berat berbahaya merupakan tanggung jawab bersama semua lapisan masyarakat di DKI Jakarta.

Perlunya seluruh pihak yang memiliki kepedulian lingkungan untuk berkolaborasi dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati di Teluk Jakarta.

“Kami mengapresiasi langkah Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang telah menginisiasi restorasi kerang hijau dan harapannya kegiatan ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk lebih peduli kepada masalah lingkungan di DKI Jakarta,” kata Mahir.

Salah satu anggota komunitas yang terlibat mengatakan kegiatan restorasi kerang hijau baru pertama kali dilakukannya, sebagai hal baru yang menyenangkan untuk dilakukan.

“Belum banyak yang tau juga Kerang hijau punya kemampuan memfilterasi air yang kotor menjadi jernih jadi perlu terus dilakukan,” kata Rina anggota Komunitas Jakarta Osoji Club.

Sebelum ditebar ke laut, para peserta terlebih dahulu diajak membuat media penyimpanan kulit kerang terbuat dari kawat ram berukuran 50 cm x 30 cm x 10 cm lalu diisi dengan kulit kerang seberat 20-30 kg gram.

Kulit kerang yang sudah dimasukkan ke dalam kawat ram lalu ditenggelamkan ke perairan Teluk Jakarta kedalaman 2-3 meter. Praktek seperti ini seperti memasang ubin di rumah, jadi kerang yang tersimpan dalam kawat ram akan menjadi media tumbuh biota laut termasuk kerang hijau.

Artikel ini ditulis oleh: