Alaska, Aktual.com – Selain kecelakaan tragis antara pesawat American Airlines dengan helikopter militer yang menewaskan setidaknya 67 orang, kecelakaan yang sama juga menimpa jet tempur siluman F-35 Lightning II milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).

Jet F-35 itu jatuh saat latihan di Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska, atau sekitar 40 km dari selatan Fairbanks Alaska. Kecelakaan itu terjadi pada Selasa sore (28/1) waktu setempat. Beruntung saat pesawat jatuh, pilot berhasil menyelamatkan diri menggunakan parasut setelah melompat dari kursi pelontarnya. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan pesawat itu terlihat terjun secara vertikal dari udara dan terbalik sebelum jatuh.

Jatuhnya jet tempur itu berkursi tunggal itu diikuti oleh ledakan besar, dengan kobaran api membumbung beberapa meter ke udara. Jet tempur termahal di dunia itu langsung hancur lebur begitu menghujam tanah. Bersyukur sang pilot berhasil melontarkan diri tepat waktu, lalu turun ke tanah dengan bantuan parasut.

Kolonel Angkatan Udara AS Paul Townsend yang merupakan komandan Sayap Tempur ke-354 menyebutkan pilot mengalami ’in-flight malfunction’ sebelum melompat dari pesawat. Menurut laporan AP, jet tempur seharga sekitar Rp 1 triliun itu mengalami kerusakan sangat signifikan. Sedangkan pilot yang selamat langsung dibawa ke RS Angkatan Darat Bassett.

”Saya dapat meyakinkan Anda bahwa Angkatan Udara AS akan melakukan penyelidikan menyeluruh dengan harapan dapat meminimalkan kemungkinan kejadian seperti itu terulang lagi,” tegas Townsend.

Untuk diketahui, pangkalan Angkatan Udara Eielson menampung 54 jet tempur siluman F-35 sejak tahun 2016 lalu, dengan perluasan yang mencakup pembangunan 36 gedung baru dan puluhan unit perumahan.

Ini bukan pertama kalinya jet tempur siluman F-35 mengalami kecelakaan. Pada Mei 2024, sebuah jet tempur F-35 juga jatuh di New Mexico setelah berhenti untuk mengisi bahan bakar. Kemudian pada Oktober 2024 sebuah jet tempur F-35 juga jatuh dan meledak, meski sang pilot berhasil keluar menggunakan kursi pelontar dan turun dengan parasut.

Dengan kejadian ini, diharapkan investigasi yang dilakukan dapat memberikan jawaban yang jelas mengenai penyebab kecelakaan dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain