Wakil Presiden yang juga Ketua DMI Jusuf Kalla didampingi Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia, yang juga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan usai pengukuhan Dewan Masjid Indonesia di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (12/1). Pengurus hasil muktamar di Asrama Haji pada 10-12 November 2017 tersebut diharapkan dapat menjalankan tujuannya untuk mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat Dakwah, pengembangan masyarakat dan persatuan umat. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan program kewirausahan di kalangan umat Islam perlu digalakkan, melalui organisasi kemasyarakatan, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Sekarang banyak hal sebetulnya sudah terjadi di negeri ini, yang tidak kita rasakan karena berkembangnya secara evolusi, bukan revolusi. Salah satu yang belum berkembang betul ke depannya adalah ‘enterpreneurship‘ di kalangan umat,” kata JK dalam Halal Bihalal di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (4/7).

JK mengatakan kondisi politik, sosial dan budaya di Indonesia sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Kesadaran masyarakat untuk berdemokrasi juga tercermin dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah serentak sejak 2015 lalu.

Oleh karena itu, ia berharap melalui ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), dapat terwujud perilaku wira usaha di kalangan umat Islam.

“Jadi kita tinggal kewirausahaan itu yang kurang, kalau politik sudah, walaupun ada irisan-irisan juga. Oleh karenanya, itu harus kita gerakkan. Ini penting karena dua organisasi ini yang paling besar peranannya untuk menggerakkan kewirausahaan ini,” jelasnya.

JK menjelaskan ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah memiliki persamaan dalam hal prinsip keislaman, namun juga ada perbedaan dalam hal kultur.

“NU dan Muhammadiyah punya persamaan dan perbedaan juga, kalau NU besar karena kemandirian-kemandirian. Jadi pesantren NU itu banyak, tapi pemiliknya beda-beda, tetap NU. Jadi kalau Muhammadiyah itu ‘holding company‘, kalau NU sama dengan ‘franchise‘,” ujarnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan