Jakarta, Aktual.com —  Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Gunadi Sadikin memastikan, pihaknya susah untuk menurunkan suku bunga kredit seperti yang diinginkan oleh pemerintah, terutama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Menurutnya, beban biaya yang besar masih menjadi hambatan utama penurunan suku bunga kredit itu. Sehingga ketika pihaknya diperintah oleh pemerintah agar ada penurunan suku bunga kredit, tidak bisa langsung hari itu atau besoknya dapat diturunkan.

“Jadi tidak bisa secara serta-merta melalui perintah, hari ini diminta turun, besoknya langsung turun. Tidak bisa. Ini (penurunan bunga) ada caranya. Bunga kredit itu ditentukan oleh bunga pinjaman,” cetus dia di Jakarta, Selasa (15/3).

Saat ini, posisi suku bunga kredit Bank Mandiri memang masih double digit. Berkisar di angka 10-11 persen. Menurutnya, besaran tingkat suku bunga kredit ini untuk mengimbangi pengeluaran dari empat biaya utama lembaga perbankan yag selama ini menjadi beban.

Empat biaya utama yang dimaksud Budi dan selama ini dikeluhkan oleh perbankan adalah, cost of fund (biaya dana), cost of operation (biaya operasional), cost of credit (biaya pinjaman), dan cost of tax (biaya pajak).

“Selama ini beban yang terbesar di Bank Mandiri adalah cost fo fund,” tandas dia.

Bahkan ia mensyartkan ke pemerintah, jika mau suku bunga cepat turun, inflasi juga harus dapat dikendalikan oleh pemerintah dan Bank Indonesia serendah mungkin. Angka yang tepatnya kata dia 2 persen secara year on year.

“Bunga bisa turun, tetapi inflasi harus diturunkan dahulu menjadi 2 persen,” pinta dia.

Sehingga, tandas dia, pihaknya sangat kesulitan untuk menurunkan suku bunga jika pemerintah dan regulator lainnya tidak mampu menurunkan inflasi yang masih tinggi.

“Tidak bisa menurunkan suku bunga itu dengan perintah, tetapi turunkan dulu inflasinya,” kritik dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka