Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua kanan), Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kiri) dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan usai acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta, Minggu (1/11). Silaturahmi nasional itu diharapkan menjadi awal bersatunya Partai Golkar sekaligus dalam rangka persiapan menghadapi pilkada serentak. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya Jusuf Kalla mengatakan Golkar harus bersatu agar kembali menjadi partai yang kuat.

“Jangan dianggap Golkar milik satu dua orang. Golkar itu milik bersama, karena itu Golkar harus diselamatkan dengan cara persatuan,” kata Jusuf Kalla (JK) di kediaman pribadinya di Makassar, Minggu.

JK yang juga Wakil Presiden RI mengatakan, dibentuknya tim transisi oleh para senior partai berlambang beringin itu, sebagai upaya mewujudkan rekonsiliasi antar dua kubu karena para senior berpikir untuk masa depan Golkar.

“Golkar harus hidup secara demokratis, jangan ada pihak-pihak yang merasa punya Golkar, jangan ada yang merasa bahwa apapun dapat dilakukannya. Kita senior melihat masa depannya, karena itu harus bersatu, dengan cara apapun harus bersatu,” tegas JK.

Lebih lanjut dia mengatakan, siapapun boleh menolak tim transisi, tapi seluruh anggota partai menginginkan agar Golkar bersatu.

Untuk itu Golkar harus dipimpin orang yang jujur, orang yang bersih. Tidak ada yang mutlak karena Golkar adalah partai politik bukan perusahaan, kata JK menambahkan.

Setelah ditunjuk oleh Mahkamah Partai Golkar sebagian ketua tim transisi, JK mengaku belum bertemu dengan anggota tim yang lain.

“Saya belum bertemu, tapi intinya kita cuma satu kesepakatan, persatuan. Mau siapa nanti pimpinannya terserah, tapi melalui proses yang demokratis, tidak proses yang dipaksa-paksakan, tidak proses yang disogok-sogok dan sebagainya,” katanya.

Sebelumnya Mahkamah Partai Golkar yang diketuai Muladi mendaulat mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menjadi ketua tim transisi.

Komposisi tim tersebut, yaitu B.J. Habibie sebagai pelindung, JK sebagai ketua merangkap anggota, sementara para anggotanya, seperti Ginanjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latif, Suswono Yudhohusodo, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Teo L. Sambuaga, dan Soemarsono.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nebby