Yogyakarta, Aktual.com – Organisasi kemasyarakatan yang menamakan diri “Jogjakarta Development Committee” atau Jogja DEC membantah anggapan sebagai organisasi yang memiliki pola kegiatan mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara.

Hal itu dikemukakan oleh para pimpinan organisasi itu dalam konferensi pers di Pendopo Ndalem Pujokusuman, Yogyakarta, Jumat (11/3), yang juga dihadiri ratusan pengikut organisasi itu dari lima kabupaten/kota di Yogyakarta.

“Jogjakarta Development Committee bukan Gafatar ataupun Gafatar jilid dua, bukan teroris, akan tetapi didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia,” kata Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia untuk Wilayah Nusantara, Totosantoso Hadiningrat.

Awal Maret 2016, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), jajaran Korem 072/Pamungkas, serta DPRD DIY memang menggelar pertemuan membahas kewaspadaan terkait kemungkinan munculnya organisasi baru dengan pola perekrutan serupa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di DIY, meski belum menyebutkan kepada wartawan secara langsung nama organisasi itu.

Totosantoso menjelaskan, Jogjakarta Development Committee (Jogja DEC) didirikan untuk membantu tugas pemerintah dalam menjalankan misi kemanusiaan. Menurut dia organisasi itu memiliki jaringan setingkat dunia yang didanai Lembaga Keuangan Tunggal Dunia ESA Monetary Fund yang berpusat di Swiss.

“Sehingga tidak benar jika kami dikatakan ingin mengubah Indonesia,” kata dia.

Sementara DEC sendiri, kata dia, masuk Indonesia pada 2014 dan pertama kali mensosialisasikan gerakannya di Yogyakarta. Jogja DEC, menurut dia, akan memiliki 40 bidang kerja, di antaranya bidang sosial, pendidikan, pembiayaan, kesehatan, dan penyelamatan.

“Yogyakarta memang yang pertama dan akan menjadi pilot project kami,” kata dia.

Menurut dia, ketika sejumlah program organisasi itu sudah resmi berjalan pada 2017 setiap anggotanya rencananya akan diberikan dana 100-200 dolar perjiwa per bulan dengan asuransi 100 ribu US dolar. “Ini belum pernah di terima masyarakat Indonesia pada khususnya,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara