Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Debat kelima tersebut mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Kemenangan pasangan Jokowi-Amin dalam hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei dinilai tidak terlepas dari keberhasilan konsolidasi yang dilakukan para elit Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdiyin, khususnya di Jawa Timur.

Para elit itu, diantaranya seperti Mahfud MD, Saifulah Yusuf (Gus Ipul), Khofifah Indar Prawansa.

Demikian disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komaruddin, di Jakarta, Kamis (18/4).

“Kalau mau dekati suatu kaum maka harus paham bahasa kaum itu. Jawa Timur kan mayoritas NU semua. Jadi ngaji itu bahasa yang identik dengan nahdiyin. Terbukti Jokowi-Ma’ruf jadi menang besar, di Jatim” kata dia.

Selain itu, Ujang menilai bahwa nahdiyin terbukti patuh dengan tokoh-tokoh atau elite NU untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf di pilpres 2019. Nahdiyin disebut sudah sadar jika Jawa Timur adalah basis NU dan wajib memenangkan calon yang dijagokan oleh organisasi bentukan Hasyim Asy’ari tersebut.

“Ini poin penting untuk tokoh NU di Jatim seperti Mahfud MD, Khofifah, dan Gus Ipul, dan juga Gusdurian,” sebut dia.

Sebelumnya diberitakan , Ketua PBNU Jatim Saifullah Yusuf mengatakan ada tiga hal yang membuat Jokowi menang. Bahkan, Gus Ipul sapaan akrabnya menyebut dari hasil quick count, perolehan suara Jokowi di Jatim mencapai 65 persen.

“Ada tiga hal yang buat Pak Jokowi menang, pertama karena kinerja Jokowi,” kata Gus Ipul.

Sementara kedua, Gus Ipul menilai kemenangan Jokowi juga karena suara dari NU. Menurutnya, NU solid dalam memenangkan Jokowi lantaran melihat sosok Kiai Ma’ruf Amin.

“Yang kedua, NU Solid, karena pemersatunya Kiai Ma’ruf,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin