Presiden RI Joko Widodo (tiga kanan) mendengarkan penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said (tiga kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan), Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir (tengah) dan Gubernur NTB, M Zainul Majdi (kiri) saat meninjau pembangunan proyek "Mobile Power Plant" (MPP) 2x25 MW di areal PLTU Jeranjang, Desa Taman Ayu, Gerung, Lombok Barat, NTB, Sabtu (11/6). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas daya 2x25 MW tersebut dijadwalkan bisa beroperasi secara maksimal pada akhir Juli 2016 untuk menambah kekurangan pasokan listrik di pulau Lombok. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/pd/16.

Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkesempatan meninjau operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) berkapasitas 200 MW di Pesanggaran, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali. PLTDG tersebut menggunakan bahan bakar gas dari Mini LNG.

Tinjauan itu dilakukan sesaat sebelum Jokowi membuka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-XXXVIII di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Renon, Denpasar. Dalam peninjauan tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri BUMN Rini Suwandi, Menteri ESDM Sudirman Said, Dirut PLN Sofyan Basir dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Saat memasuki panggung utama, Jokowi tidak banyak berbicara. Mantan Gubernur DKI tersebut langsung saja masuk ke dalam ruangan berukuran besar berisikan empat unit pembangkit buatan Perancis tersebut. Sebelum meninjau mesin pembangkit, Jokowi berkesempatan memberikan bantuan sembako kepada perwakilan masyarakat Kelurahan Pesanggaran, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir menjelaskan, PLTDG Pesanggaran terdiri dari empat blok. Masing-masing blok memiliki tiga mesin dan didesain dengan menggunakan tiga jenis bahan bakar yakni, highs speed diesel (HSD), marine fuel oil (MFO) dan gas. Menurut dia, satu blok operasional pembangkit yang dikerjakan oleh Consorsium Wartsila dan PT PP (Persero) ini sudah berjalan sejak 4 April 2015. Baru beroperasi penuh untuk semua blok pada 5 Juni 2015.

Dengan adanya pasokan gas dari mini LNG, maka bahan bakar utama pembangkit ini adalah gas. “Sedangkan HSD dan MFO hanya digunakan sebagai cadangan. Penggunaan LNG dapat menghemat pemakaian BBM sampai 323 juta liter pertahun,” jelas Sofyan, Sabtu (11/6).

Secara umum, ia melanjutkan, kondisi kelistrikan di Bali saat ini surplus sekitar 470 MW. Sementara daya pasok mencapai 1.300 MW dengan beban puncak 830 MW. Saat ini, PLN Bali melayani 1,2 juta pelanggan dengan rasio eletrifikasi per-April 2016 sebesar 90,2 persen dan target sebesar 92 persen di akhir tahun 2016 dan target 99,9 persen di tahun 2020.

Dengan asumsi pertumbuhan beban sekitar 12 persen pertahun, maka diperkirakan beban puncak di tahun 2019 mencapa 1.350 MW. Untuk itu, PLN berencana membangun SUTET 500 KV Jawa-Bali Crossing 2 sirkuit yang akan beroperasi tahun 2019/2020 dengan kapasitas 2.500 MW. Saat ini, pembangkit listrik di Bali berasal dari PLTG Gilimanuk 130 MW, Pembangkit Pemaron 80 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW, kabel bawah laut 340 MW.

Artikel ini ditulis oleh: