Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) telah berkuasa selama tiga tahun. Ternyata sepanjang masa itu, Jokowi dan kabinetnya gencar melakukan penarikan utang baru.
Saat awal memerintah, utang pemerintah Indonesia tercatat mencapai Rp2.604,93 triliun, tapi saat ini atau per September 2017 sudah mencapai Rp 3.866,45 triliun. Artinya ada penambahan utang mencapai Rp 1.261,52 triliun. Angka tersebut sangat luar biasa. Sudah pasti ke depannya akan menjadi beban pemerintah.
Menurut ekonom muda lembaga kajian pengembangan ekonomi dan keuangan (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara, agresivitas utang yang dilakukan pemerintah Jokowi itu sangat disayangkan. Karena nyatanya tak sejalan dengan upaya penurunan angka kemiskinan yang signifikan.
“Justeru per Maret 2017 sesuai data Badan Pusat Statiatik (BPS) tercatat jumlah orang miskin secara nasional bertambah sebanyak 6.900 orang. Artinya, utang itu bisa jadi digunakan tidak untuk program-program yang produktif,” jelas Bhima di Jakarta, Sabtu (21/10).
Tak cuma kemiskinan yang upaya penurunannya tak efektif di saat utang yang menggunung, kata dia, terkait dengan ketimpangan atau rasio gini juga tidak mengalami penurunan yang signifikan. Di mana, masih di kisaran 0,39.
Artikel ini ditulis oleh: