Kedua, diberikan ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan mata hati. Seperti misalnya engkau akan bosan dan tidak betah ketika diletakkan di suatu tempat/aktivitas yang disitu tidak ada cahaya Allah. Tapi jika hari ini masih suka dan betah ikhtilat dengan non-mahrom, berarti tidak ada malaikat (rohmah) disitu.

Ketiga, Allah akan menganugerahimu cahaya inspirasi. Seperti dalam firman-nya Allah:

وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا (65)’ [سورة الكهف]

“Dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami,” (Q.S. Al-Kahfi: 65).

Mestinya ahli tarekat itu jika wiridnya sudah benar, Istiqomah ibadah seluruh kewajiban dan Sunnah dilakukan, wirid asasinya dijalankan, baca hizib istiqamah maka Allah akan memberikan cahaya keyakinan, dan dibukakan rasa hati jiwanya untuk tidak pernah merasa nyaman terhadap kehidupan yang mengarahkan kepada selain Allah, menjadi sosok inspiratif, magnet kebaikan dan center of solution (pusat yang solutif).

Ada juga Warid yang membawa kegelapan, mestinya tambah yakin kepada Rasulullah Saw, Thoriqoh dan Guru malah melemah keyakinannya. Ciri orangnya tidak yakin adalah ketika kebodohan itu bercampur dengan hawa nafsu. Nafsu itu macam-macam, terutama nafsu yang mengarah ke keburukan (Ammaroh bis-suu-i). Hal tsb bisa terjadi ketika seorang melakukan keinginan hawa nafsu.

“Karena cahaya ilmu, keyakinan dan ma’rifat itu mesti jelas sebagai pembeda terhadap hal yang batil. Makanya untuk bisa menggapai keikhlasan sejati itu harus ma’rifat terlebih dahulu. Nanti kamu akan diikhlaskan dan ikhlas kepada Allah. Tanpa ma’rifat seorang tidak bisa Ikhlas. Caranya ma’rifat itu bagaimana? Ya belajar,” Ungkapnya.

Belajar meresapi dan merasakan ketika berzikir, tidak hanya sebatas di bibir saja.

Syekh Fadhil mengajarkan ketika seseorang membaca Laa Ilaaha illallaah maka akan masuk cahaya satu, dan keluar kegelapan satu.

Salah satu faktor anak susah belajar atau menghafal: Bibit keturunan yang bermasalah (banyak dosa), makanya perlu adanya tirakat dan mujahadah.

Bagi yang sekarang sedang ruwet dan bermasalah, maka beristighfarlah. Nanti kegelapan yang menyelimuti jiwamu akan diganti dengan cahaya.

Salah satu doa ketika kita qiyamullail lail (untuk mendapatkan cahaya) adalah:

اللَّهُمَّ اجْعَل لِّي نُورًا فِي صَدْرِي، وَنُورًا فِي قَلْبِي، وَنَورًا مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَنُورًا مِنْ خَلْفِي، وَنُورًا مِنْ يَمِينِي، وَنُورًا مِنْ شِمَالِي ، وَنُورًا مِنْ فَوْقِي ، وَنُورًا مِنْ تَحْتِي، وَنُورًا فِي بَشَرِي، وَنُورًا فِي لَحْمِي، وَنُورًا فِي دَمِي، وَنُورًا فِي عَظْمِي، اللَّهُمَّ زِدْنِي نُورًا ، وَأَعْظِم لِي نُورًا، وَأَعْطِنِي نُورًا وَاجْعَل لِّي نُورًا

Maksiat dan lalai kepada Allah yang kamu lakukan akan memproduksi kegelapan pada fikiran dan jiwamu, untuk itu ketika antum sedang dalam kondisi kegelisahan segeralah berwudhu untuk menggugurkan segala kelelahan jiwamu. Engkau segarkan dengan air dan membaca doa “Allahummaghfirlii Dzanbii Wa wassi’ lii daarii wa baarik lii fii Rizqii” (doa ini jangan dilupakan) sehingga wudhumu tidak sebatas lahir saja tapi batinmu ikut tersucikan dari tangan dan matamu yang melakukan dosa.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain