Jakarta, aktual.com – Khodim Zawiyah Arraudhah, KH. Muhammad Danial Nafis, menyampaikan kajian dari kitab Anwarul Hadi karya Syekh Abdul Qadir al-Jilani di Zawiyah Arraudhah, Tebet, Jakarta Selatan. Dalam kajian tersebut, KH. Danial Nafis menyoroti hakikat zuhud, yang bukan terletak pada penampilan atau atribut seseorang, tetapi pada kemurnian hati.
“Zuhud bukan sekadar atribut luar seperti berpenampilan ulama, sufi, atau lainnya. Selama hati seseorang belum sepenuhnya bersih, yang ia sebut zuhud hanyalah penampakan. Zuhud sejati adalah ketika hati hanya terpaut pada Allah Swt,” ujar KH. Danial Nafis.
Beliau mencontohkan sosok Syekh Abul Hasan Syadzili, seorang ulama kaya raya. Meski memiliki harta melimpah, di dalam hatinya tak ada satu titik pun keterikatan pada dunia.
“Inilah yang disebut zuhud, meski terlihat berkecukupan di mata dunia, hatinya bersih dari cinta duniawi,” jelasnya.
Lebih lanjut, KH. Danial Nafis menegaskan bahwa pikiran yang jernih dan sehat akan memandu jasad untuk mendekat kepada Allah Swt. Sebaliknya, jika hati masih terikat pada hal-hal duniawi, khususnya selain Allah, maka kelelahan fisik dan batin akan muncul.
“Kuncinya adalah di hati. Ketika hati masih dipenuhi dengan titik-titik duniawi, maka tubuh dan jiwa kita akan terus merasa lelah dalam pencarian makna,” tambahnya.
Sebagai penutup, beliau mengingatkan pentingnya dzikir sebagai obat hati, baik dilakukan secara individu maupun berjamaah.
“Dzikir adalah solusi untuk menyucikan hati. Lebih baik lagi jika dilakukan berjamaah, karena ada energi kolektif yang saling menguatkan dan mempercepat perjalanan ruhani menuju Allah Swt,” pungkas KH. Danial Nafis.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain