Jakarta, Aktual.com — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat perolehan devisa dari perdagangan kakao ke pasar internasional mencapai 829 ribu dolar AS selama Januari-Juni 2015 atau naik 21,85 persen dibandingkan periode yang sama 2014 hanya 680 ribu dolar.

“Perolehan devisa tersebut merupakan hasil pengapalan sebanyak 110 ton kakao selama enam bulan pertama 2015, atau bertambah 40 persen dari periode sama 2014 hanya 78 ton,” kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Made Suastika di Denpasar Sabtu (18/7).

Kakao hasil perkebunan rakyat Bali semakin gencar memasuki pasar ekspor terutama ke Perancis sehingga dalam perolehan devisanya mampu menyalip hasil perdagangan kopi yang sudah menjadi mata dagangan tradisional yang dikapalkan ke luar negeri.

Ia mengakui, kakao produksi petani daerah ini merupakan mata dagangan jenis baru memasuki pasar ekspor , tentu dalam jumlah masih terbatas yakni dalam belasan ton per bulan dan semakin lancar perdagangan itu diharapkan produksi petani semakin baik dan menerima harga yang bagus.

Masuknya Kakao ke pasar ekspor menyababkan perolehan devisa dari sektor perkebunan Bali mencapai 980 ribu dolar selama Januari-Juni 2015. Penghasilan devisa tersebut selain dari kakao juga dari kopi hasil petikan petani setempat dan vanili.

“Lancarnya perdagangan kakao ke pasar ekspor, mendorong petani lebih bergairah untuk mengembangkan jenis tanaman itu dengan menghasilkan buah yang berkualitas,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran.

Ada tiga daerah yang mengembangkan tanaman kakao yang cukup di daerah ini yakni petani di Kabupaten Tabanan seluas 5.063 hektare, menyusul Jembrana, 3.555 hektare, Buleleng 1.258 hektare sisanya di Badung, Klungkung, Bangli dan Karangasem.

Petani di daerah ini semakin bergairah untuk menanam kakao dengan pemeliharaan yang lebih intensif sehingga menghasilkan buah yang berkuralitas untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, dan kakao hasil perkebunan daerah ini dinilai berkualitas baik.

Ia membenarkan bahwa produksi buah kakao bertambah banyak, dan hasil produksinya memasuki pasar ekspor dan kondisi itu salah satu penyebab petani pekebun saemakin bergairah untuk menanam kakao sebagai tanaman bernilai ekonomi tinggi.

Perolehan devisa dari kakao merupakan yang tertinggi yakni 829 ribu dolar dari hasil ekspor perkebunan sebesar 980 ribu dolar enam bulan pertama 2015 dan sisanya hasil perdagangan kopi 140 ribu dolar dan vanilia hanya10 ribu dolar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka