Ilustrasi Tumpahan Minyak (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengingatkan, gonta-ganti jajaran direksi Pertamina oleh Kementerian BUMN tidak melalaikan tanggungjawab perusahaan plat merah itu terhadap insiden tumpahan minyak Teluk Balikpapan.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP KAMMI), Irfan Ahmad Fauzi meminta pengusutan kasus tersebut dilakukan secara transparan. Mengingat akibat dari peristiwa itu bukan hanya berimbas pada sosial lingkungan, namun juga telah menelan 5 korban jiwa.

“Walaupun patahnya pipa diduga karena kapal Ever Judger, tapi Pertamina juga lalai. Ini terbukti setelah dua hari kejadia, baru Pertamina menyadari sumber bocoran dari fasilitas milik Pertamina. Artinya Pertamina tidak memiliki warning system. Selaku industri migas, kecerobohan seperti ini tidak bisa diterima dan sangat bahaya,” kata Irfan di Jakarta, Minggu (29/4)

Selain itu, tambah Wakil Ketua Umum PP KAMMI, Barri Pratama, perlu juga dibuka ke publik, siapa pemilik kapal Ever Jadger dengan muatan Batubara, berbendera Panama namun berasal dari China.

Barri mengkhwatirkan, apabila pengustutan tidak dilakukan secara transparan, terlebih bila pemilik kapal mempunyai kekuatan lobi kepada pihak penguasa, maka berkemungkinan kasus Teluk Balikpapan tersebut akan menguap begitu saja.

Tidak hanya itu tegas Barri, pentingnya transparansi karena tidak mustahil kebocoran pipa bukan karena kapal Ever Judger seperti yang diperkirakan, namun melainkan karena ada praktek pencurian minyak melalui jalur pipa tersebut.

“Ini harus diusut secara tuntas dan transparan. Harus disampaikan ke publik, siapa pemilik kapal. Jangan sampai kasus ini menguap begitu saja dan berdamai di tataran pejabat. Atau bisa jadi bukan salahnya Ever Judger, tapi ternyata ada pencurian minyak. Aneh, kok Pertamina tidak sadar kalau Pipa bocor. Harusnya cepat diketahui dari volume keluar masuk minyak,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pipa minyak milik Pertamina mengalami kebocoran di kedalaman 20 meter pada tanggal 31 Maret 2018. Pipa tersebut menjalar dari Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Balikpapan. Akibat terputusnya pipa tersebut, tercemarnya minyak mentah di sekitar Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dadangsah Dapunta