Jakarta, Aktual.com – Karakter tokoh “Pak Raden” yang khas dengan kumis tebal dan blangkonnya, tidak dimunculkan dalam serial animasi “Petualangan Si Unyil” musim pertama yang tayang pada Agustus mendatang.

“Pak Raden di season pertama memang tidak ditampilkan, tetapi keluarnya episodik atau tidak ditampilkan dalam setiap episode. Hanya episode tertentu saja nanti yang ada Pak Raden,” kata Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN) Shelvy Arifin pada konferensi pers “Petualangan Si Unyil” di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (17/2).

Dalam musim pertama serial animasi Unyil dengan format 3D ini, kata Shelvy, digambarkan Pak Raden sedang berwisata ke Belanda, mengingat tokoh yang diisi suara oleh almarhum Suyadi ini relatif banyak bercerita menggunakan bahasa Belanda.

Seperti yang diketahui, Suyadi mengembuskan napas terakhirnya pada tanggal 30 Oktober 2015 dan hingga kini PFN belum menemukan pengisi suara yang tepat untuk menghadirkan kembali tokoh berkarakter Jawa kental dalam serial boneka yang telah ditayangkan sejak 1981 tersebut.

Meski demikian, PFN menghadirkan dua karakter baru yang turut mewarnai tokoh-tokoh lama “Petualangan Si Unyil”, yakni Magdalena atau Lena dan Peter Van Degung.

Magdalena digambarkan sebagai anak perempuan yang “tomboy” dari Indonesia Timur dan dekat dengan alam, sedangkan Peter Van Degung adalah orang yang berwawasan dan menjadi tempat bertanya bagi anak-anak di Desa Sukamaju yang ditempati Unyil dan kawan-kawan.

Sementara itu, tokoh-tokoh lama, seperti Ucrit, Usro, Pak Ableh, Pak Ogah, Kinoy, Meilani, Tina, Cuplis, Endut, dan Mbo Bariah tetap ditampilkan.

Adapun kendala dalam serial “Petualangan Si Unyil” dari serial boneka yang sudah mencapai 600 episode ini adalah transformasi dari karakter boneka menjadi animasi.

“Desain karakter memakan waktu 4 bulan. Komunitas animasi yang dilibatkan terus menciptakan karakter bagus. Namun, tidak wow. Kami inginnya karakter ini bisa masuk ke bisnis merchandise,” kata sutradara Chandra Endroputro.

Dengan Unyil berformat 3D ini, PFN berharap tokoh dan cerita serial dapat lebih mudah diterima oleh generasi muda yang akrab dengan bentuk animasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara